Bismillah

salju

Kamis, 28 April 2011

Part 2***>> Bidadari itu ???: "Perempuan Shaleh"

Cerita ini memang dibuat-buat saja. Tidak jelas asal-usulnya. Tetapi hadis-hadis itu memang termaktub dalam kitab-kitab hadis. Hadis 1 diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud. Tetapi Bukhari (yang lebih tinggi kedudukannya dari Abu Dawud) dan Ahmad meriwayatkan hadis sebagai berikut : Ketika Aisyah ditanya apa yang dilakukan Rasulullah di rumahnya, ia berkata: "Nabi melayani keperluan istrinya menyapu rumah, menjahit baju, memperbaiki sandal, dan memerah susu." Anehnya, hadis ini jarang disebut oleh para mubalig. Karena bertentangan dengan 'kepentingan laki-laki' ?
Hadis-hadis lainnya ternyata dipotong pada bagian yang merugikan laki- laki. Setelah hadis 2, Nabi berkata,"Begitu pula laki-laki menanggung dosa yang sama seperti itu bila ia menyakiti dan berbuat zalim kepada istrinya." Dan sebelum hadis 3, Nabi berkat, "Barang siapa yang bersabar (menanggung penderitaan) karena perbuatan istrinya yang buruk, Allah akan memberikan untuk setiap kesabaran yang dilakukannya pahala seperti yang diberikan kepada Nabi Ayyub." Tetapi, begitulah, kelengkapan hadis ini jarang keluar dari khotbah mubalig ( yang umumnya laki-laki ).
Maka sepeninggal Nabi, perempuan disuruh berkhidmat kepada laki-laki, sedangkan laki-laki tidak diajari berkhidmat kepada perempuan. Fikih yang semuanya dirumuskan laki-laki menempatkan perempuan pada posisi kedua. Beberapa gerakan Islam yang dipimpin laki-laki menampilkan ajaran Islam yang 'memanjakan' laki-laki. Ketika sebagian perempuan muslimat menghujat fikih yang mapan, banyak laki-laki saleh itu berang. Mereka dituduh agen feminisme Barat, budak kaum kuffar. Mereka dianggap merusak sunnah Nabi.
Nabi saw berkata, "Samakanlah ketika kamu memberi anak-anakmu. Bila ada kelebihan, berikan kelebihan itu kepada anak perempuan." Ketika ada sahabat yang mengeluh karena semua anaknya perempuan, Nabi berkata, "Jika ada yang mempunyai anak perempuan saja, kemudian ia memeliharanya dengan sebaik-baiknya, anak perempuan itu akan menjadi pengahalang baginya dari api neraka (Muslim).

Pendeknya, dahulukan perempuan, kata Nabi dahulu,,sungguh damai perkataan beliau ^_^
Pokoknya utamakan laki-laki, teriak kita sekarang.,,hemmff..semoga tidak meraja lela.

Kamis, 21 April 2011

Saudaraku,,

Teman kau adalah Saudaraku...
Teman adalah hadiah dari Allah buat kita. Ada yang bungkusnya bagus
ada yang bungkusnya jelek. Yang bungkusnya bagus punya wajah rupawan
atau kepribadian yang menarik. Yang bungkusnya jelek punya wajah
biasa saja, kepribadian yang biasa saja atau bahkan menjengkelkan.

Seperti hadiah, ada yang isinya bagus dan ada yang isinya jelek.
Yang isinya bagus punya jiwa yang begitu indah sehingga kita terpukau
ketika berbagi rasa dengannya, ketika kita tahan menghabiskan waktu
berjam-jam untuk saling bercerita dan menghibur, menangis bersama,
tertawa bersama. Kita mencintai dia dan dia mencintai kita.

Yang isinya buruk punya jiwa yang terluka,,
Begitu dalam luka-lukanya
sehingga jiwanya tidak mampu lagi mencintai karena ia tidak merasakan
cinta dalam hidupnya.
Yang kita dapat darinya seringkali adalah sikap
penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, dan lain-
lain.

Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam itu dan mencoba
menghindar dari mereka.
Kita tidak tahu bahwa itu semua bukanlah
karena mereka pada dasarnya buruk, tetapi ketidakmampuan jiwanya
memberikan cinta. Karena justru ia membutuhkan cinta kita,
membutuhkan empati kita, kesabaran dan keberanian kita untuk
mendengarkan luka-luka terdalam yang memasung jiwanya.

Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yang terluka lututnya
berlari bersama kita? Bagaimana bisa kita mengajak seseorang yang
takut air berenang bersama? Luka di lututnya dan ketakutan terhadap
airlah yang mesti disembuhkan, bukan mencaci mereka karena mereka
tidak mau berlari atau berenang bersama kita. Mereka tidak akan
pernah bilang bahwa lutut mereka luka atau mereka takut air. Mereka
akan bilang bahwa mereka tidak suka berlari atau mereka tidak suka
berenang.

It's a defence mechanism. Itulah cara mereka mempertahankan diri.

Mereka tidak akan bilang aku tidak bisa menari tapi mereka akan
bilang menari itu tidak menarik.
Mereka tidak akan bilang aku membutuhkan kamu tapi mereka akan bilang tidak ada yang cocok
denganku. Mereka tidak akan bilang aku kesepian tapi mereka akan
bilang teman-temanku sudah lulus semua. Mereka tidak akan bilang aku
butuh diterima tapi mereka akan bilang aku ini buruk, siapa yang
bakal tahan denganku. Mereka tidak akan bilang aku ingin didengarkan
tapi mereka akan bilang kisah hidupku membosankan.

Mereka semua hadiah buat kita, entah bungkusnya bagus atau jelek,
entah isinya bagus atau jelek. Jangan tertipu oleh kemasan (don't
judge the book by its cover!!). Hanya ketika kita bertemu jiwa dengan
jiwa, heart to heart, kita akan tahu isi hadiah sesungguhnya yang
sudah disiapkanNya buat kita beserta bonusnya.



Berikanlah makna di dalam kehidupanmu, bukan hanya untuk dirimu
sendiri melainkan juga untuk membahagiakan sesama manusia di sekitar
kita. Berikan waktumu untuk menebar rasa kasih.

Seorang sahabat sama seperti satu permata yang tak ternilai harganya.
Seorang kawan bisa membuat kita ceria, membuat kita terhibur. Mereka
meminjamkan telinga kepada kita pada saat kita membutuhkannya. Mereka
bersedia membuka hati maupun perasaannya untuk berbagi suka dan duka
dengan kita pada saat kita membutuhkannya.

Maka dari itu janganlah buang waktu yang kau miliki, jangan sia-
siakan waktu yang sedemikian berharganya. Bagikan sebagian waktu yang
kau miliki untuk seorang kawan. Pasti waktu yang kau berikan itu akan
berbalik kembali seperti satu lingkaran walaupun terkadang kita tidak
tahu dari mana dan dari siapa datangnya.

saudaraku, betapa ingin hati ini mencintai kalian semua sepenuh hati,
layaknya seorang muslim ketika mencintai saudaranya. maafkan saya
jika selama ini masih belum bisa memenuhi hak-hak kalian sebagai
saudara, masih belum membantu kalian sepenuhnya meski saya tahu
betapa kalian butuh penguatan (sama seperti saya), bahkan terkadang
bibir ini masih sulit tersenyum, padahal mungkin seulas senyum itu
dapat membuat hatimu merasakan arti seorang saudara,...
sungguh saya hanya seorang manusia yang dhoif, ya Allah ampuni
kami..kuatkan hati kami untuk saling mencinta sebagai saudara hanya
karena-Mu. Uhibukifillah

Senin, 18 April 2011

Untuk KAU! YANG Sedang JATUH CINTA

Kau yang sedang jatuh,,
cinta banyak bicara tanpa makna
karena cinta telah membawamu menyusuri sudut sudut tempat terjauh

kau yang sedang jatuh cinta,,
senyum sumringah terbentuk di bibirmu
karena cinta telah membangun dinding khayal yang tak terjangkau

kau yang sedang jatuh cinta,,
gelisah hati terpancar dari wajah
mendamba sang kekasih memberikan sejumput harapan dan balasan

kau yang sedang jatuh cinta,,
aku jadi bingung melihatmu!
apakah ia telah membuatmu buta?
ataukah kau sendiri yang membutakan hati?
cintaku, cintamu, cinta kita semua hadir dari indahnya mimpi
tumbuh bersama gerak angin

TAPI INGAT ! sucikah cintamu kepadanya?
ataukah hanya segumpal hawa nafsu?

JIKA SUCI, peliharah ia dengan baik
suburkanlah cintamu dengan cintaNya
raihlah cintanya dengan cintaNya
dan sabarlah menunggu datangnya cinta



tapi jika TIDAK ! kuburlah ia dalam dalam
kembalikan hatimu kepada cintaNya
dan bersabarlah... karna suatu saat diwaktu yang tepat,
diwaktu yang Allah Ridhai
Dia yg Maha penyayang akn mengirimkan seseorang yg tepat
Yang pasti akan menghampirimu dengan cinta Suci, Insyaallah ^_^

Sabtu, 09 April 2011

Part 1***>> Bidadari itu ???: "Perempuan Shaleh"

Benarkah hadis yang mengatakan bahwa kebanyakan penghuni neraka itu perempuan ?" tanya seorang murid kepada Imam Ja'far. Fakih besar abad kedua hijrah itu tersenyum. "Tidakkah anda membaca ayat Al-Qur'an - Sesungguhnya Kami menciptakan mereka sebenar-benarnya ; Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta dan berusia sebaya (QS 56:36- 37) -. Ayat ini berkenaandengan para bidadari, yang Allah ciptakan dari perempuan yang saleh. Di surga lebih banyak bidadari daripada laki-laki mukmin." Secara tidak langsung, Imam Ja'far menunjukkan bahwa hadis itu tidak benar, bahwa kebanyakan penghuni surga justru perempuan.


Hadis yang 'mendiskreditkan' perempuan ternyata sudah masyhur sejak abad kedua hijrah. Tetapi sejak itu juga sudah ada ahli agama yang menolaknya. Dari Imam Ja'far inilah berkembang mazhab Ja'fari, yang menetapkan bahwa akikah harus sama baik buat laki-laki maupun perempuan. Pada mazhab-mazhab yang lain, untuk anak laki-laki disembelih dua ekor domba, untuk anak perempuan seekor saja. Mengingat sejarahnya, mazhab Ja'fari lebih tua, karena itu lebih dekat dengan masa Nabi daripada mazhab lainnya. Boleh jadi, hadis- hadis yang memojokkan perempuan itu baru muncul kemudian : sebagai produk budaya yang sangat maskulin ?
Karena banyak ayat turun membela perempuan, pada zaman Nabi para sahabat memperlakukan istri mereka dengan sangat sopan. Mereka takut, kata Abdullah, wahyu turun mengecam mereka. Barulah setelah Nabi meninggal, mereka mulai bebas berbicara dengan istri mereka (Bukhari). Umar, ayah Abdullah, menceritakan bagaimana perempuan sangat bebas berbicara kepada suaminya pada zaman Nabi. Ketika Umar membentak karena istrinya membantahnya dengan perkataan yang keras istrinya berkata : Kenapa kamu terkejut karena aku membantahmu ? Istri-istri Nabi pun sering membantah Nabi dan sebagian malah membiarkan Nabi marah sejak siang sampai malam. Ucapan itu mengejutkan Umar : Celakalah orang yang berbuat seperti itu. Ia segera menemui Hafsah, salah seorang istri Nabi : Betulkah sebagian di antara kalian membuat Nabi marah sampai malam hari ? Betul, jawab Hafsah (Bukhari).
Menurut riwayat lain, sejak itu Umar diam setiap kali istrinya memarahinya. Aku membiarkannya, kata Umar, karena istriku memasak, mencuci, mengurus anak-anak, padahal semua itu bukan kewajiban dia. Anehnya, sekarang, di dunia Islam, pekerjaan itu dianggap kewajiban istri. Ketika umat Islam memasuki masyarakat industri, berlipat gandalah pekerjaan mereka. Berlipat juga beban dan derita mereka. Untuk menghibur mereka para mubalig ( juga mubalighat ) bercerita tentang pahala buat wanita saleh yang mengabdi (atau menderita) untuk suaminya : Sekiranya manusia boleh sujud kepada manusia lain, aku akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya (hadis 1). Bila seorang perempuan menyakiti suaminya, Allah tidak akan menerima salatnya dan semua kebaikan amalnya sampai dia membuat suaminya senang (hadis 2). Siapa yang sabar menanggung penderitaan karena perbuatan suaminya yang jelek, ia diberi pahala seperti pahala Asiyah binti Mazahim (hadis 3).
Setelah hadis-hadis ini, para khatib pun menambahkan cerita-cerita dramatis. Konon, Fathimah mendengar Rasul menyebut seorang perempuan yang pertama kali masuk surga. Ia ingin tahu apa yang membuatnya semulia itu. Ternyata, ia sangat menaati suaminya begitu rupa, sehingga ia sediakan cambuk setiap kali ia berkhidmat kepada suaminya. Ia tawarkan tubuhnya untuk dicambuk kapan saja suaminya mengira service-nya kurang baik.

To Be Continue ^_^

Bagaimana Mengatasi Rasa Malas, Jenuh dan Futur Dalam Berinteraksi Dengan Al Qur’an

Rasa malas, jenuh dan futur adalah sifat yang manusiawi dan wajar bagi setiap manusia. Hampir setiap mukmin yang ingin memiliki interaksi yang baik dengan Al Qur’an sering merasakan problem ini, bahkan bisa jadi sepanjang hidupnya. Adanya perasaan ini sejalan dengan tabiat kehidupan itu sendiri, yang dijadikan oleh Allah sebagai ujian bagi manusia. Perasaan-perasaan di atas adalah suatu tantangan yang harus dilalui sebelum manusia sampai pada kematian. Dengan demikian akan terlihat siapa yang berhasil dan gagal dalam menaklukan tantangan kehidupan yang sangat sebentar ini.



Jadi yang tidak wajar adalah ketika kita menyerah dalam menghadapi kondisi seperti ini, tunduk terhadap apa yang diinginkan oleh nafsu kita, atau pasrah menunggu perasaan itu hilang dengan sendirinya. Padahal kita tidak pernah tahu kapan dia akan pergi dari diri kita. Seminggu, sebulan atau sepanjang hidup kita.

Yang harus disadari dalam memahami hakikat perasaan ini adalah bahwa hakikat kehidupan adalah perjuangan. Beruntunglah orang yang kehidupannya dihabiskan dalam rangka mengatasi pahitnya rasa malas dan futur. Begitu besarnya bahaya malas dan futur ini, sampai-sampai Rasulullah setiap hari berdo’a, “ Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ketidakberdayaan dan rasa malas”.

Rasa malas adalah kondisi kejiwaan yang sedang bermasalah; baik karena lelah ataupun jenuh. Sama seperti fisik yang juga merasakan lelah dan bosan, walaupun mengatasi kelelahan fisik jauh lebih mudah daripada mengatasi kelelahan jiwa.

Karena itu, kita harus mengetahui penyebab rasa malas dan futur dalam diri kita dan tahu cara menanganinya.

1. Rasa malas dan futur karena kelemahan jiwa, sementara yg akan kita lakukan sangat membutuhkan kekuatan ruhiyah. Ketidakseimbangan seperti ini kerap membuat jiwa kita tidak siap menghadapi Al Qur’an. Jangankan untuk membacanya, sekedar membuka mushaf saja kita tidak siap. Jiwa yang lemah bisa disebabkan karena melemahnya iman, sedangkan iman yang lemah disebabkan sangat sedikitnya ketaatan kepada Alloh atau banyaknya maksiat yang dilakukan. Jika kita mengalami kondisi seperti ini, maka solusinya sangat mudah. Tingkatkan keimanan dengan memperbanyak amal salih dan istighfar. Alloh SWT berfirman “ Mintalah ampun kepada Rabb kalian dan kembalilah kepada-Nya, niscaya Alloh menurunkan hujan yang deras dan menambah suatu kekuatan pada kekuatan yang ada pada kalian”. (Qs. 11:52).

2. Rasa malas dan futur karena kondisi yang sangat monoton. Terus berulang dan berulang yang sama. Maka sangat wajar bila jiwa tiba-tiba kehilangan semangat untuk berinteraksi dengan Al Qur’an. Solusinya ciptakan situasi dan suasana yang baru. Malas seperti ini hanyalah karena kejenuhan dengan lingkungan yang biasa bersama kita. Rasulullah bersabda, “Rowwihul Qulub, hiburlah hati kalian”. Menghibur diri dapat dilakukan dengan kegiatan2 yang mubah, seperti rihlah, hiburan2 yang diizinkan Islam. Yang penting adalah jangan sampai berlebih-lebihan dan tenggelam dalam hiburan., karena tidak mustahil saat kita melakukan kegiatan mubah atas nama Tarwihul Qulub, saat itu syetan berusaha menenggelamkan kita dalam mubahat. Akhirnya kita tidak tertarik lagi dengan Al Qur’an.

3. Rasa malas dan futur karena beban kehidupan yang sangat berat. Ini terjadi karena terpecahnya konsentrasi kita dalam menjalani kehidupan. Solusinya, amal solih yg banyak sesungguhnya akan mendatangkan pertolongan Alloh untuk menyelesaikan semua problem kita. Semakin kita dekat dengan Alloh semakin kuat ruhiyyah kita untuk menerima beban masalah yang kita pikul.. Yakinlah dengan janji Alloh. “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh, maka Alloh akan menjadikan solusi dari semua problem hidupnya dan memberinya rizki dari arah yang tidak diduga. (Qs. 65:2-3)

Dari ketiga hal tersebut, ada hal yang harus diperhatikan dalam menjaga semangat berinteraksi dengan Al Qur’an :
1. Kejujuran niat kita kepada Alloh,
bahwa kita benar-benar ingin berinteraksi dengan Al Qur’an, sehingga akan selalu ada jalan dalam mengalami kesulitan jika kemauan itu memang kuat.

2. Keseriusan dalam berdo’a
Sikap ini adalah lambang ketawadhuan kita kepada Alloh, bahwa sesungguhnya kita adalah makhluk yang tidak berharga tanpa pertolongan Alloh, sekaligus kita akan terjaga dari sikap ghurur (bangga diri) dalam beramal, khususnya berinteraksi dengan Al Qur’an.

3. Meningkatkan ukhuwah dengan saudara-saudara kita yang memiliki cita-cita yang sama, ikhuwah yang diwarnai rasa cinta, hati yang bersih, selalu mengutamakan kepentingan saudaranya dan saling mendo’akan diantara kita, sehingga tercipta ‘amal jam’ai (kebersamaan) yang hidup.

Ehm…alangkah indahnya ketika rasa malas dan futur itu sirna dari diri kita, apalagi sesaat lagi kita akan menghadapai bulan Ramadhan, bulan diturunkannya Al Quran dimana intensitas kita dengan Al Qur;an harus lebih ditingkatkan lagi. Mudah-mudahan Alloh memberikan kita keistiqomahan dalam berinteraksi dengan Al Qur’an ini dan menjadikan kita generasi-generasi Qurani. Amin.

Sumber : Tarbiyah Syakhsiyah Qur’aniyah / Al Hafidz Ust. Abd. Aziz Abd. Rauf.