Bismillahirrahmaanirrahim,
#dari catatan FBku http://www.facebook.com/kurnia.carnation
Selamat Hardiknas kawan,.
Apakah Rindang Pohon Mahoni dan Beringin masih jadi teman setiamu?
Dibawah teduhnya, kita dulu mengeja huruf satu demi Satu,
Suara kapur tulis beradu dengan papan hitam menjadi music pengantar yang syahdu
Kadang hujan tak mau kalah ingin ikut serta, suasanapun menjadi begitu gaduh
Kita berlomba dengan tetesan bening itu mencari tempat berteduh,
karna rindang pohon beringin tak cukup kuat menahan derasnya hujan,.
karna rindang pohon beringin tak cukup kuat menahan derasnya hujan,.
Apakah buku ajaib kita masih kau simpan,.
Buku satu-satunya tempat semua yang Bapak dan Bu gurusajikan di papan tulis kita salin,
Disela jam pelajaran kita biasa bermain petak umpet, benteng atau kadang menangkap kecebong yang ramai berkumpul diparit desa,
Kecebong yang kita anggap anak ikan,..
Lucu juga mengingat saat itu,.
Dulu kita pernah bermimpi Punya dinding empat sisi, denganpintu lengkap dengan beberapa jendela untuk tempat kita menimba ilmu,.
Hingga bisa kita berikan waktu libur pada hujan untuk takmenjadi teman kita berlomba lari berebut tempat belajar dan berteduh,.
Hingga matahari hanya bisa melongok ke tempat kita belajar lewat jendela atau celah dinding,
Kawan,..apakah mimpi kita itu sudah terwujud,.?
Atau masih ada kawan disekitar kita atau nun jauh dipelosok sana masih setia dengan rindang pohon Beringin dan Mahoni,.
Atau mereka sudah memiliki empat dinding itu, tapi atap masih bocor,.hingga tak terelakpun celana dan rok mereka harus disingsikan karena luapan air,.
Lantas apakah ini harus terus berlanjut?
Dan bagaimanakah harus kami sambut dan lakoni hari ini,.HARDIKNAS?
Kami, mereka tak akan pernah bosan meminta kepadaNya,.
Tapi kemanakah para pengayom itu, para pemimpin dengan janji-janji mereka,.?
Lantas apakah kami dan mereka hanya bisa terus berdiri khidmat, mendengarkan amanat Pembina upacara, setelah itu diakhiri kata“pasukan dibubarkan” dari pemimpin upacara,..
Hanya sebuah ceremonial tanpa aksi, hanya sebuah wacana tanpa bukti,…..
Hanya sebuah ceremonial tanpa aksi, hanya sebuah wacana tanpa bukti,…..
wah, nice post sist :)
BalasHapusterimakasih,..:)
Hapusiy, sob.....
BalasHapusmimpi gue juga belom terwujud semua.
ngasih saran aj, tulisannya d ksih spasi, sob...
ya semoga esok kita akn mnjadi orang yg berperan dlm mewujudkan cita2 sdra kita yg kurang beruntung,..ok,.thanks sob,..*lngsung edit :)
HapusNda... Kalimatmu yang mengalir bersimbah semangat ini, sungguh ibarat gunung harapan yang tengah bergetar, tak dapat membendung luapan ironi pada pandangan menyedihkan saat membayangkan detik-detik itu. Sangat miris dan mengiris kalbu ini
BalasHapusMengingat saja tentu tak dapat merubah apapun, namun satu langkah yang teriring do'a menjadi sebuah titik sinar bagi mereka. Mereka... calon generasi bangsa ini... hiks, ko jadi sedih gini ya..
mksih teteh,..ya kadang melukis kembali ingatan itu bisa menjadi harapan untuk menguatkan mimpi, cita,.utk diri dan orang lain,.aamiin :)
Hapus*teteh,..mengagumi stiap tlisanmu,..syarat dg sastra,..