At 23:24 pm
26 mei 2011
@ My bed room
Bismillah,..
Berusaha menyembunyikan kesedihan
dan hanya bisa menundukkan kepala
menjadi seorang pendiam
menjadi sunyi,,
Kau tak pernah menyadari kau tlah menyakitiku
tapi aku slalu berpikir..
kenapa aku hatiku harus bersedih?
kenapa aku harus mengalirkan butir-butir bening dari mataku?
aku slalu berpikir,.
ini adalah takdir..
mencoba menerima dan tetap bersyukur
dan lupakan saja semua,..
bangun dari mimpi buruk
dan hapuskan semua jejak ini...
untuk masa depan
karena esok mungkin tak akan ada
setiap waktu,.jalani hidupmu..
dan inilah waktunya,.
karena tak ada waktu untuk memikirkan
seseorang yang belum jelas untukmu
krn esok mungkin tak akan ada
siapa yg harus aku tanyakan?
jarak ini,...
memisahkan kita,..
pertemuan lagi..sudah tdk mungkin,.
tapi aku selalu berpikir,.
segala yang tak mungkin bisa menjadi mungkin,.
Dengan Kuasa sang pemilik kehidupan,.
Ilahi Rabbi,.
So,.Try to smile
Allah Be with me and U
Indahnya Berbagi,.. Jangan Berpikir untuk meminta, tapi temukan cara untuk bisa memberi ^_^&&&&&& Tunti ra Eda, Nuntu, Ringa ro Karawi Kura Sama Taho Kai Ndaita
Bismillah
salju
Jumat, 27 Mei 2011
Kamis, 26 Mei 2011
Bad Mood=> Semangat....kau kemana???
Assalamu'alaykum,..
Bismillah,..
Kamis, 26 mei 2011
@Kampus Ungu
Di suatu sisi sudut sebuah gedung,.diatas sanggahan sebuah kursi panjang,duduk termenung sambil mengerjakan tugas dengan perasaan yang enggan,.
sapaan dari teman2 yg lewat dihadapanku,.kuladeni dg senyum seadanya,.
i am in Bad Mood,.
ya Allah kemana semangatku pergi,.??
apa yang merasuki jiwa ini?
kenapa dengan hatiku? kenapa,..??
pertanyaan demi pertanyaan saling beruntun di otakku,..
perasaan tak menentu, ya tuhan hanya Engkau tempatku mencurahkan semua rasa dihatiku
rasa penat, bosan,.
Argrkkk...ingin rasanya berteriak,.tapi tak mungkin disini.,
hanya sabar dan syukur yang harus selalu tersedia, menopang jiwa yang lemah
Semangatku,..kau dimana?
kan kucari disetiap sudut hati dan jiwaku,.
tapi mampukah aku?
"pasti bisa"
hanya kata itu yang bisa terucap untuk memotivasi diri.
ya,..positif word, sangat bisa memberi aliran positif pada seseorang,.
dan yang pastinya usaha dan do'a jg perlu,.
Semangat,..tanpa sadar kau sudah kutemukan,..hemm..
ya,.."aku menulis" ^_^
walaupun dalam kebimbangan, tapi aku mulai menulis lagi,.
aku bahagia, aku bisa, karena Allah selalu Bersamaku, bersamamu,..bersama kita semua
Insyaallah,..Amiin.
So..Semangat...ganbatte,..cayyoo!!
Bismillah,..
Kamis, 26 mei 2011
@Kampus Ungu
Di suatu sisi sudut sebuah gedung,.diatas sanggahan sebuah kursi panjang,duduk termenung sambil mengerjakan tugas dengan perasaan yang enggan,.
sapaan dari teman2 yg lewat dihadapanku,.kuladeni dg senyum seadanya,.
i am in Bad Mood,.
ya Allah kemana semangatku pergi,.??
apa yang merasuki jiwa ini?
kenapa dengan hatiku? kenapa,..??
pertanyaan demi pertanyaan saling beruntun di otakku,..
perasaan tak menentu, ya tuhan hanya Engkau tempatku mencurahkan semua rasa dihatiku
rasa penat, bosan,.
Argrkkk...ingin rasanya berteriak,.tapi tak mungkin disini.,
hanya sabar dan syukur yang harus selalu tersedia, menopang jiwa yang lemah
Semangatku,..kau dimana?
kan kucari disetiap sudut hati dan jiwaku,.
tapi mampukah aku?
"pasti bisa"
hanya kata itu yang bisa terucap untuk memotivasi diri.
ya,..positif word, sangat bisa memberi aliran positif pada seseorang,.
dan yang pastinya usaha dan do'a jg perlu,.
Semangat,..tanpa sadar kau sudah kutemukan,..hemm..
ya,.."aku menulis" ^_^
walaupun dalam kebimbangan, tapi aku mulai menulis lagi,.
aku bahagia, aku bisa, karena Allah selalu Bersamaku, bersamamu,..bersama kita semua
Insyaallah,..Amiin.
So..Semangat...ganbatte,..cayyoo!!
Jumat, 20 Mei 2011
Awal Sebutan itu,..
Realita kehidupan kampus, penuh warna warni yang tidak habis untuk diceritakan. Ada senang, susah, campur aduk jadi satu mirip gado-gado ^_^.
Episode ini saya akan menceritakan sedikit dari banyak kisah unik dan lucu yang dialami oleh teman-teman dikampusku tercinta, teknik...khususnya anak-anak elektro victory.
Ditengah hiruk pikuk mahasiswa yang asyik dengan kegiatannya masing-masing, baik tugas seabrek-abrek,.praktikum yang menumpuk, alhasil kampus serasa rumah sendiri.
Oke deh,.ini dia kisahnya,..
Saat itu masih duduk di semester empat,.sibuk kuliah, tugas, dan harus mnjalani dua praktikum sekaligus dalam waktu berbarengan,.kebayang deh cara bagi waktu, badan, tenaga, wuihh,..sumpah deh seneng bangetttt..saking senengnya kebangetan deh,.
Tau kan yang namanya praktikum,.udh tugasnya banyak,.harus asistensi, dan siap mental hadapi asisten-asisten yang over profesional. Dipikiran kalian pasti beda deh arti profesional yang ada dipikiran aku,.oke deh aku bagi dikit ya deklarasi PROFESIONAL menurut aku,.^_^
- Mereka(asisten.red) Pura-pura ndak kenal sma kita, padahal pernah minta contekan tugas tuh pas ngulang mata kuliah dikelas kita qiqiqi..^_^
- Mereka sangat menjaga image, alias ja’im gitu padahal biasanya jg ndak pada mandi tuh.
- Sok jual mahal, padahal hasil copyan tuh,..hehe bingung ya???
- Tegas didepan para praktikan,.ehh..tau ndak,..padahal si do’i,.hemmm ^_^,.
- Sukanya yang aneh-aneh,.pantesan mereka juga aneh.
Itu sebagian kecil dari perangainya,..eitss kalo ada yg merasa kurang setuju dengan pendapat saya..it’s okey, ndak masalah krna ini ceritaku, mana ceritamu?^_^
Kembali kecerita awal yach..!
Praktikum RL dan DTTL menghiasi hari-hari hampir menyita seluruh ketenangan hidupku selama hampir dua minggu lamanya,.suatu hari ditengah kesibukan menulis laporan, biasa dengan teman setia pulpen tinta biru, penggaris, tip-ex, dan mal tulisan tak bisa terpisahkan dari papan alas dan kami sebagai praktikan, dan tentunya laporan teman yang udah aCC menjadi pedoman(walaupun saat diassistensi ke asisten masih ada ja salahnya, biasa aneh ^_^)
Saat itu aku shalat ashar di ruang baca kampusku, khusuk mengharap agar penederitaan ini cepat berakhir, terutama tekanan dari Co.Ass dan rekan-rekan asistennya. Hemm..tenang dan damai rasanya hati ini setelah menjalankan ibadah,.tidak terlena dan terbuai dengan kesibukan. Yah memang seharusnya begitu, dalam kondisi apapun ibadah harus ditunaikan.
Oopppss..tiba-tiba pintu ruangan ndak bisa dibuka..wah gimana nih?
“siapa sih yang iseng?” omelku dalam hati,.berusaha untuk tetap tenang.
Tapi kesabaran ndak bisa ditahan lagi akhirnya meledak juga teriakanku,.
“oii,.bukain pintu dong,..”pintaku dari dalam ruangan,.
Tapi nihil masih tidak ada yang menggubris,.mana sendiri lagi nih didalam.
“tolong bukaiiiinnnn,..”teriakku dengan nada yang lebih keras sambil mendobrak-dobrak pintu.
Waduh teman-temanku terlalu sibuk dengan laporan mereka, sampai suara keren gini masa’ ndak didengar..eitss tunggu kyaknya ada yang nyahut tuh.
“siapa didalam? Ada orang?ken trnyta yang punya suara.
“bukain,.kekunci nih.”sahutku
“siapa?”
“ratu chancad yg paling keren itu” sempat-sempatnya muji diri.
“astagaaaaa,...ratu kekunci hahahaha,..” tawa si ken dengan cerianya. Bikin malu ratu chancad saja nih orang, pelan-pelan kek caranya ngomong. Tinggal disiapin pengeras suara aja tuh biar jadi pengumuman sefakultas sekalian.
Ken membuka pintu sambil diringi serangai tawanya yang tidak manis sama sekali,.
Malu banget deh..kayaknya muka udah merah lebih dari merahnya kulit kepiting.~_~..
dan akhirnya itu awal teman-teman ngejek aku, sampai sekarang.
Dengan kata yang kompak klo ketemu aku,.ini dia kata2nya:
“ada yang kekunciiii,...qiiiqqii” sorak mereka secara serentak sambil memamerkan gigi-gigi mereka,
Sebel,.
apalagi ceritanya udah direkonstruksi kyak gitu (kayak reka peristiwa krimunal aja). Lebay banget ceritanya, udah ditambah-tambah dan dikurangi dari segala sisi cerita sebenarnya.
That’s all,.cerita diatas sebagian dari cerita dikampus ungu..teknik tercinta.
Kisah dari seorang teman****.
Tunggu Kisah selanjutnya yach,..*o^
Episode ini saya akan menceritakan sedikit dari banyak kisah unik dan lucu yang dialami oleh teman-teman dikampusku tercinta, teknik...khususnya anak-anak elektro victory.
Ditengah hiruk pikuk mahasiswa yang asyik dengan kegiatannya masing-masing, baik tugas seabrek-abrek,.praktikum yang menumpuk, alhasil kampus serasa rumah sendiri.
Oke deh,.ini dia kisahnya,..
Saat itu masih duduk di semester empat,.sibuk kuliah, tugas, dan harus mnjalani dua praktikum sekaligus dalam waktu berbarengan,.kebayang deh cara bagi waktu, badan, tenaga, wuihh,..sumpah deh seneng bangetttt..saking senengnya kebangetan deh,.
Tau kan yang namanya praktikum,.udh tugasnya banyak,.harus asistensi, dan siap mental hadapi asisten-asisten yang over profesional. Dipikiran kalian pasti beda deh arti profesional yang ada dipikiran aku,.oke deh aku bagi dikit ya deklarasi PROFESIONAL menurut aku,.^_^
- Mereka(asisten.red) Pura-pura ndak kenal sma kita, padahal pernah minta contekan tugas tuh pas ngulang mata kuliah dikelas kita qiqiqi..^_^
- Mereka sangat menjaga image, alias ja’im gitu padahal biasanya jg ndak pada mandi tuh.
- Sok jual mahal, padahal hasil copyan tuh,..hehe bingung ya???
- Tegas didepan para praktikan,.ehh..tau ndak,..padahal si do’i,.hemmm ^_^,.
- Sukanya yang aneh-aneh,.pantesan mereka juga aneh.
Itu sebagian kecil dari perangainya,..eitss kalo ada yg merasa kurang setuju dengan pendapat saya..it’s okey, ndak masalah krna ini ceritaku, mana ceritamu?^_^
Kembali kecerita awal yach..!
Praktikum RL dan DTTL menghiasi hari-hari hampir menyita seluruh ketenangan hidupku selama hampir dua minggu lamanya,.suatu hari ditengah kesibukan menulis laporan, biasa dengan teman setia pulpen tinta biru, penggaris, tip-ex, dan mal tulisan tak bisa terpisahkan dari papan alas dan kami sebagai praktikan, dan tentunya laporan teman yang udah aCC menjadi pedoman(walaupun saat diassistensi ke asisten masih ada ja salahnya, biasa aneh ^_^)
Saat itu aku shalat ashar di ruang baca kampusku, khusuk mengharap agar penederitaan ini cepat berakhir, terutama tekanan dari Co.Ass dan rekan-rekan asistennya. Hemm..tenang dan damai rasanya hati ini setelah menjalankan ibadah,.tidak terlena dan terbuai dengan kesibukan. Yah memang seharusnya begitu, dalam kondisi apapun ibadah harus ditunaikan.
Oopppss..tiba-tiba pintu ruangan ndak bisa dibuka..wah gimana nih?
“siapa sih yang iseng?” omelku dalam hati,.berusaha untuk tetap tenang.
Tapi kesabaran ndak bisa ditahan lagi akhirnya meledak juga teriakanku,.
“oii,.bukain pintu dong,..”pintaku dari dalam ruangan,.
Tapi nihil masih tidak ada yang menggubris,.mana sendiri lagi nih didalam.
“tolong bukaiiiinnnn,..”teriakku dengan nada yang lebih keras sambil mendobrak-dobrak pintu.
Waduh teman-temanku terlalu sibuk dengan laporan mereka, sampai suara keren gini masa’ ndak didengar..eitss tunggu kyaknya ada yang nyahut tuh.
“siapa didalam? Ada orang?ken trnyta yang punya suara.
“bukain,.kekunci nih.”sahutku
“siapa?”
“ratu chancad yg paling keren itu” sempat-sempatnya muji diri.
“astagaaaaa,...ratu kekunci hahahaha,..” tawa si ken dengan cerianya. Bikin malu ratu chancad saja nih orang, pelan-pelan kek caranya ngomong. Tinggal disiapin pengeras suara aja tuh biar jadi pengumuman sefakultas sekalian.
Ken membuka pintu sambil diringi serangai tawanya yang tidak manis sama sekali,.
Malu banget deh..kayaknya muka udah merah lebih dari merahnya kulit kepiting.~_~..
dan akhirnya itu awal teman-teman ngejek aku, sampai sekarang.
Dengan kata yang kompak klo ketemu aku,.ini dia kata2nya:
“ada yang kekunciiii,...qiiiqqii” sorak mereka secara serentak sambil memamerkan gigi-gigi mereka,
Sebel,.
apalagi ceritanya udah direkonstruksi kyak gitu (kayak reka peristiwa krimunal aja). Lebay banget ceritanya, udah ditambah-tambah dan dikurangi dari segala sisi cerita sebenarnya.
That’s all,.cerita diatas sebagian dari cerita dikampus ungu..teknik tercinta.
Kisah dari seorang teman****.
Tunggu Kisah selanjutnya yach,..*o^
Kamis, 19 Mei 2011
Masih Pantaskah Kita? -> Part 2 ^_^
Kepada siapakah Maryam dititipkan?
ATAU,
Tahukah KITA arti surat Al-Fatihah?
BISAKAH KITA MENJAWAB???
Mungkin beberapa dari KITA memberikan komentar :
“ya elah,.pertanyaannya sulit amat”
Ini TIDAK SULIT sob!
SEMUA ada di kitab yang diberikan oleh yang MAHA BENAR,.AL-QUR’AN.
Apakah KITA pernah membacanya? Saya yakin pasti KITA pernah membaca tulisan arabnya sampai Khatam.
TAPI apakah KITA pernah membaca terjemahannya sampai Khatam?
Inilah akibatnya kalau kita hanya melihat sisi luar tanpa mempelajari isi didalamnya.
Kita hanyalah mahluk INSTAN, yang menerima apa yang kita mau dan apa yang kita suka.
Lalu apa yang selama ini KITA PELAJARI?
Dan,.apa yang selama ini KITA dengar?
Musik-musik mereka?
Apa yang selama ini KITA perbuat pada TUBUH yang DITITIPKAn pada KITA?
Merusaknya?
Memamerkannya?
Atau,.Menjaganya?
Bukankah Islam sudah mengajarkan pada KITA tentang semua ini?
Perhatikan ujung jemari KITA,. Apa yang lebih sering ia sentuh?
Apakah ini?
Atau,. Ini?
Jadi, kemana sajakah KITA melangkahkan kaki kita?
Lebih sering ke SINI?
Atau.. ke SINI?
Tahukah KALIAN?
Setiap KATA, setiap PERBUATAN, bahkan setiap isi HATI KITA,.ALLAH mengetahui segalanya (Ali Imron: 5 dan Al-Baqarah;235)
Bukankah KITA tahu semua itu?
Tapi terkadang KITA mengingkarinya, menyepelekannya, menganggapnya masalah KECIL.
Tahukah anda bahwa setiap masalah besar KITA bermula dari kebiasaan KITA menyepelekan hal KECIL.
JADI,.
Masih BERIMANKAH KITA pada Allah SWT?
Masih PERCAYAkah KITA pada kekuasaan Allah SWT?
Sudah merasa hebatkah KITA? Hingga KITA meremehkan dosa-dosa KECIl KITA.
Bukankah KITA tahu bahwa AZAB-NYA begitu pedih?
KITA tahu semua itu, TAPI KITA MENGINGKARINYA.
Lalu apa bedanya KITA dengan para ahli Kitab yang sebenarnya tahu akan kebenaran, TAPI MEREKA INGKAR.
Sungguh orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan mendapat AZAB yang berat (Ali ‘Imron : 4)
Jadi,..masih BERIMANKAH KITA?
KITA tidak perlu menjawabnya secara langsung. Karena dengan menjawab pertanyaan sebelumnya, KITA sedikit tahu apakah KITA termasuk ORANG yang BERIMAN?
Dan sungguh, KITA-pun tidak perlu saling mengutarakan jawaban KITA, karena itu pertanggungjawaban KITA dengan ALLAH SWT.
Jika anda masih belum yakin, silahkan ambil HP anda..tulis note untuk empat atau lima bulan lagi untuk melihat tulisan ini.
Dari sana anda dapat merefleksikan diri anda kembali.
Apakah selama ini kita pantas disebut ORANG BERIMAN?
NAMUN itu semua jika KITA masih diberi KESEMPATAN untuk bernafas didunia yang telah membutakan KITA ini.
Karena siapa tahu tulisan ini adalah hal terakhir yang KITA lihat. Wallahu’alam...
Semoga menjadi pengingat untuk qt semua,.^_^
ATAU,
Tahukah KITA arti surat Al-Fatihah?
BISAKAH KITA MENJAWAB???
Mungkin beberapa dari KITA memberikan komentar :
“ya elah,.pertanyaannya sulit amat”
Ini TIDAK SULIT sob!
SEMUA ada di kitab yang diberikan oleh yang MAHA BENAR,.AL-QUR’AN.
Apakah KITA pernah membacanya? Saya yakin pasti KITA pernah membaca tulisan arabnya sampai Khatam.
TAPI apakah KITA pernah membaca terjemahannya sampai Khatam?
Inilah akibatnya kalau kita hanya melihat sisi luar tanpa mempelajari isi didalamnya.
Kita hanyalah mahluk INSTAN, yang menerima apa yang kita mau dan apa yang kita suka.
Lalu apa yang selama ini KITA PELAJARI?
Dan,.apa yang selama ini KITA dengar?
Musik-musik mereka?
Apa yang selama ini KITA perbuat pada TUBUH yang DITITIPKAn pada KITA?
Merusaknya?
Memamerkannya?
Atau,.Menjaganya?
Bukankah Islam sudah mengajarkan pada KITA tentang semua ini?
Perhatikan ujung jemari KITA,. Apa yang lebih sering ia sentuh?
Apakah ini?
Atau,. Ini?
Jadi, kemana sajakah KITA melangkahkan kaki kita?
Lebih sering ke SINI?
Atau.. ke SINI?
Tahukah KALIAN?
Setiap KATA, setiap PERBUATAN, bahkan setiap isi HATI KITA,.ALLAH mengetahui segalanya (Ali Imron: 5 dan Al-Baqarah;235)
Bukankah KITA tahu semua itu?
Tapi terkadang KITA mengingkarinya, menyepelekannya, menganggapnya masalah KECIL.
Tahukah anda bahwa setiap masalah besar KITA bermula dari kebiasaan KITA menyepelekan hal KECIL.
JADI,.
Masih BERIMANKAH KITA pada Allah SWT?
Masih PERCAYAkah KITA pada kekuasaan Allah SWT?
Sudah merasa hebatkah KITA? Hingga KITA meremehkan dosa-dosa KECIl KITA.
Bukankah KITA tahu bahwa AZAB-NYA begitu pedih?
KITA tahu semua itu, TAPI KITA MENGINGKARINYA.
Lalu apa bedanya KITA dengan para ahli Kitab yang sebenarnya tahu akan kebenaran, TAPI MEREKA INGKAR.
Sungguh orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan mendapat AZAB yang berat (Ali ‘Imron : 4)
Jadi,..masih BERIMANKAH KITA?
KITA tidak perlu menjawabnya secara langsung. Karena dengan menjawab pertanyaan sebelumnya, KITA sedikit tahu apakah KITA termasuk ORANG yang BERIMAN?
Dan sungguh, KITA-pun tidak perlu saling mengutarakan jawaban KITA, karena itu pertanggungjawaban KITA dengan ALLAH SWT.
Jika anda masih belum yakin, silahkan ambil HP anda..tulis note untuk empat atau lima bulan lagi untuk melihat tulisan ini.
Dari sana anda dapat merefleksikan diri anda kembali.
Apakah selama ini kita pantas disebut ORANG BERIMAN?
NAMUN itu semua jika KITA masih diberi KESEMPATAN untuk bernafas didunia yang telah membutakan KITA ini.
Karena siapa tahu tulisan ini adalah hal terakhir yang KITA lihat. Wallahu’alam...
Semoga menjadi pengingat untuk qt semua,.^_^
Minggu, 15 Mei 2011
Masih Pantaskah Kita? -> Part 1 ^_^
Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillah...
Mengenai salam diawal tulisan ini, mungkin sebagian dari teman-teman bertanya. Mengapa harus ditulis panjang lebar seperti itu secara lengkap?
Saya yakin kita semua pasti tahu, salam itu adalah do’a..atau qt lebih terbiasa dengan ucapan “Askum”, yang sebenarnya tidak bermakna.
Saudaraku,.kalimat berikut ini mungkin sering kita dengar,.
“Yaa ayyuhalladzi na aamanuu, kama kutiba ‘alaikumusshiyaamu kamaakutiba ‘alalladzi na minn qablikum la’allakum tattaquunn”
artinya,.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,(Q.S Albaqarah : 183)
Kita semua tahu, bahwa ayat ini diawali dengan,
“Yaa ayyuhalladzi na aamanuu,.”
Bukan,.
“Yaa ayyuhannas,.”
Yang berarti ayat ini diturunkan khusus untuk orang yang BERIMAN.
Nah yang jadi renungan untuk kita semua,
Apakah kita termasuk orang yang BERIMAN?
Pertanyaan ini bukan ditujukan pada kita tetapi MULUT kita,.
APAKAH KITA SUDAH CUKUP SOMBONG dengan MULUT KITA???
Apa yang sering KITA lakukan dengan MULUT KITA?
Kapan terakhir kali KITA mengejek orang, dan kapan terakhir kali KITA memuji orang yang KITA benci???
Dan kapan terakhir kali KITA MELAFADZKAN QUR’AN?
Tahukah KITA? Bahwa Allah selalu meminta KITA untuk berkata yang baik..,(Al-Baqarah 83)
KITA TAHU tapi KITA kadang MENGINGKARINYA..
Apakah KITA termasuk orang yang BERIMAN?
Apakah anda menjawabnya dengan kedipan MATA anda?
Untuk apa KITA menggunakan MATA KITA?
Untuk sesuatu yang buruk?
Yang seharusnya tidak boleh KITA lihat.,,
Atau,.untuk MENGAJI?
Apa yang ada dipikiran kita selama ini saudaraku?
Apakah seseorang yang engkau idolakan, yang tidak sepantasnya engkau idolakan,..seseorang yang mengumbar aurat, tak ada rasa malu lagi didiri mereka,.
Atau membalas kasih orang tua KITA?
Misalkan ada pertanyaan,..Siapakah mahluk menyerupai kucing yang berwarna biru yang mempunyai kantong ajaib?
Ataukah siapa ini?
Atau siapakah dia?
Sebagian besar dari KITA pasti bisa menjawabnya,.TAPI..kalau ada pertanyaan,..
To Be Continue ^_^
Go to Part 2->
Bismillah...
Mengenai salam diawal tulisan ini, mungkin sebagian dari teman-teman bertanya. Mengapa harus ditulis panjang lebar seperti itu secara lengkap?
Saya yakin kita semua pasti tahu, salam itu adalah do’a..atau qt lebih terbiasa dengan ucapan “Askum”, yang sebenarnya tidak bermakna.
Saudaraku,.kalimat berikut ini mungkin sering kita dengar,.
“Yaa ayyuhalladzi na aamanuu, kama kutiba ‘alaikumusshiyaamu kamaakutiba ‘alalladzi na minn qablikum la’allakum tattaquunn”
artinya,.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,(Q.S Albaqarah : 183)
Kita semua tahu, bahwa ayat ini diawali dengan,
“Yaa ayyuhalladzi na aamanuu,.”
Bukan,.
“Yaa ayyuhannas,.”
Yang berarti ayat ini diturunkan khusus untuk orang yang BERIMAN.
Nah yang jadi renungan untuk kita semua,
Apakah kita termasuk orang yang BERIMAN?
Pertanyaan ini bukan ditujukan pada kita tetapi MULUT kita,.
APAKAH KITA SUDAH CUKUP SOMBONG dengan MULUT KITA???
Apa yang sering KITA lakukan dengan MULUT KITA?
Kapan terakhir kali KITA mengejek orang, dan kapan terakhir kali KITA memuji orang yang KITA benci???
Dan kapan terakhir kali KITA MELAFADZKAN QUR’AN?
Tahukah KITA? Bahwa Allah selalu meminta KITA untuk berkata yang baik..,(Al-Baqarah 83)
KITA TAHU tapi KITA kadang MENGINGKARINYA..
Apakah KITA termasuk orang yang BERIMAN?
Apakah anda menjawabnya dengan kedipan MATA anda?
Untuk apa KITA menggunakan MATA KITA?
Untuk sesuatu yang buruk?
Yang seharusnya tidak boleh KITA lihat.,,
Atau,.untuk MENGAJI?
Apa yang ada dipikiran kita selama ini saudaraku?
Apakah seseorang yang engkau idolakan, yang tidak sepantasnya engkau idolakan,..seseorang yang mengumbar aurat, tak ada rasa malu lagi didiri mereka,.
Atau membalas kasih orang tua KITA?
Misalkan ada pertanyaan,..Siapakah mahluk menyerupai kucing yang berwarna biru yang mempunyai kantong ajaib?
Ataukah siapa ini?
Atau siapakah dia?
Sebagian besar dari KITA pasti bisa menjawabnya,.TAPI..kalau ada pertanyaan,..
To Be Continue ^_^
Go to Part 2->
Kamis, 12 Mei 2011
‘Urwah bin Az-Zubair (Tabi’in yang Menjadi Teladan dalam Kesabaran)
Bismillah,.
Beliau adalah salah satu tokoh inspirasi buatku,. ^_^
Sabar dan yakin terhadap ayat-ayat-Nya, dua kunci sukses seseorang meraih kepemimpinan di dalam agama ini, memimpin dan mengarahkan umat kepada jalan yang lurus sesuai dengan rambu-rambu agama yang telah digariskan oleh Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mereka itulah para ulama Rabbaniyyin -yang dengan kesabaran dan keyakinan mereka terhadap ayat-ayat Allah- telah berhasil memimpin umat dari generasi ke generasi untuk berpegang teguh dengan kitab Rabbnya dan sunnah Nabinya berdasarkan pemahaman as-salafush shalih.
Di antara tokoh ulama yang pantas untuk digelari imam yang berhasil memimpin dan membimbing umat menuju agama Allah adalah ‘Urwah bin Az-Zubair rahimahullah. Kesabarannya yang luar biasa telah membuka jalan baginya untuk meraih kepemimpinan dalam agama ini. Ditambah ketinggian dan kekokohan ilmu yang dimilikinya, semakin menempatkan beliau kepada derajat ‘alim yang layak untuk diteladani.
Nama Lengkap, dan Nasab Beliau
Beliau adalah Abu ‘Abdillah ‘Urwah bin Az-Zubair bin Al-’Awwam bin Khuwailid bin Asad bin ‘Abdil ‘Uzza bin Qushay bin Kilab Al-Qurasyi Al-Asadi Al-Madani.
Beliau adalah seorang tabi’in yang mulia, satu dari Al-Fuqaha’ As-Sab’ah (tujuh tokoh fuqaha’ /ulama) yang masyhur dalam sejarah kaum muslimin, panutan umat, putra dari Az-Zubair bin Al-’Awwam radhiyallahu‘anhu, salah seorang As-Sabiqunal Awwalun (para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang pertama masuk Islam). Bersama dengan sembilan shahabat yang lain, Hawari (penolong) Rasulullah ini telah mendapatkan kabar gembira masuk ke dalam surga selagi mereka masih hidup di dunia.
Ibu beliau adalah Asma’ binti Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma, wanita mulia yang turut membantu persiapan ayahanda dan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat hijrah ke kota Madinah. Bermula dari sinilah beliau kemudian mendapatkan julukan Dzatun Nithaqain (yang memiliki dua ikat pinggang). Jadi, manusia terbaik setelah Rasulullah -yakni Abu Bakr Ash-Shiddiq- adalah kakek beliau dari jalur ibu.
Beliau adalah adik kandung ‘Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma, salah seorang Al-’Abadilah Al-Arba’ah[1], dengan usia yang terpaut 20 tahun.
Bibi beliau adalah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ibunda kaum mukminin. Dari beliaulah, keponakan yang shalih ini banyak menimba ilmu dan meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga tidaklah mengherankan kalau kemudian ‘Urwah menjadi salah seorang tabi’in yang paling mengetahui hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan:
Yang paling mengetahui hadits (yang diriwayatkan) ‘Aisyah adalah ‘Urwah, ‘Amrah, dan Al-Qasim.
Qabishah bin Dzu’aib mengatakan:
‘Urwah telah mengalahkan kami dalam masuknya beliau (untuk meriwayatkan hadits) dari ‘Aisyah, dan ‘Aisyah adalah orang yang paling berilmu.
Beliau dilahirkan pada tahun ke-23 Hijriyyah pada masa kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan di kota Madinah. Al-Imam Adz-Dzahabi menempatkan beliau pada posisi thabaqah yang kedua, thabaqahnya para tokoh besar tabi’in.
Keilmuan, Ibadah dan Akhlak Beliau
Beliau sempat meriwayatkan hadits dari ayahnya, namun hanya sedikit. Dan juga meriwayatkan hadits dari Sa’id bin Zaid, ‘Ali bin Abi Thalib, Jabir, Al-Hasan, Al-Husain, Muhammad bin Maslamah, Abu Hurairah, Ibnu ‘Abbas, Zaid bin Tsabit, Abu Ayyub Al-Anshari, Al-Mughirah bin Syu’bah, Usamah bin Zaid, Mu’awiyah, ‘Amr bin Al-’Ash, ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Hakim bin Hizam, ‘Abdullah bin ‘Umar, dan yang lainnya.
Beliau pun juga menimba ilmu dari para shahabiyah di antaranya Asma’ bintu Abi Bakar Ash-Shiddiq -ibunya sendiri-, ‘Aisyah Ummul Mu’minin -bibi beliau-, Asma’ binti ‘Umais, Ummu Habibah, Ummu Salamah, Ummu Hani’, Ummu Syarik, Fathimah bintu Qais, Dhuba’ah bintu Az-Zubair, Busrah bintu Shafwan, Zainab bintu Abi Salamah, ‘Amrah Al-Anshariyyah radhiyallahu ‘anhunna ajma’in.
Para ulama yang berguru dan meriwayatkan hadits dari beliau adalah Sulaiman bin Yasar, Abu Salamah bin ‘Abdirrahman, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Abu Az-Zinad, Shalih bin Kaisan, Ja’far Ash-Shadiq, Ibnu Abi Mulaikah, ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah, ‘Atha bin Abi Rabah, ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz, ‘Amr bin Dinar, Yahya bin Abi Katsir, dan sejumlah ulama yang lain.
Beliau adalah orang pertama yang menulis tentang masalah Al-Maghazi (peperangan) dan yang paling banyak melantunkan syair pada zamannya.
Beliau adalah salah seorang di antara sepuluh ulama di kota Madinah yang selalu menjadi rujukan khalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz sewaktu beliau menjabat sebagai gubernur di kota tersebut.
Qabishah bin Dzu’aib menceritakan sebuah kisah:
Dahulu semasa khalifah Mu’awiyah, kami yaitu aku, Mush’ab bin Az-Zubair, ‘Urwah bin Az-Zubair, Abu Bakar bin ‘Abdirrahman, ‘Abdul Malik bin Marwan, ‘Abdurrahman Al-Miswar, Ibrahim bin ‘Abdirrahman bin ‘Auf dan ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah biasa berkumpul membuat halaqah setiap malam di masjid. Dan pada siang harinya kami berpisah. Maka aku belajar kepada Zaid bin Tsabit -waktu itu beliau ditunjuk sebagai ketua dalam bidang kehakiman, fatwa, qira’ah dan fara’idh sejak masa khalifah ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali di kota Madinah-. Kemudian aku dan Abu Bakar bin ‘Abdirrahman belajar kepada Abu Hurairah. Dan ‘Urwah telah mendahului kami dalam belajar kepada ‘Aisyah.
Abu Az-Zinad menceritakan:
Dahulu pernah berkumpul di Al-Hijr (yakni Hijr Isma’il di Ka’bah) Mush’ab bin Az-Zubair, ‘Abdullah bin Az-Zubair, ‘Urwah bin Az-Zubair dan Ibnu ‘Umar. Mereka mengatakan: Mari kita berangan-angan!
‘Abdullah bin Az-Zubair berkata: Aku bercita-cita ingin menjadi seorang khalifah.
‘Urwah berkata: Aku bercita-cita ingin menjadi seorang yang alim.
Mush’ab berkata: Adapun aku, aku ingin menjadi pemimpin Iraq dan menikahi ‘Aisyah bintu Thalhah dan Sukainah bintu Al-Husain.
Adapun Ibnu ‘Umar, beliau berkata: Kalau aku hanya menginginkan ampunan dari Allah ‘azza wajalla.
Maka mereka semua telah berhasil menggapai cita-citanya masing-masing dan adapun Ibnu ‘Umar semoga Allah mengampuninya.
Suatu ketika ‘Urwah melihat seorang laki-laki melakukan shalat dengan cepat kemudian setelah selesai shalat dia berdo’a. ‘Urwah berkata: Wahai saudaraku, tidakkah engkau memiliki kebutuhan kepada Rabb-mu dalam shalatmu? Adapun aku, aku selalu meminta sesuatu kepada Allah sampaipun aku meminta garam.
Dahulu kebiasaan beliau setiap kali memasuki kebun, selalu membaca surat Al-Kahfi ayat 39 dan diulang-ulanginya bacaan tersebut:
ولولا إذ دخلت جنتك قلت ما شاء الله لا قوة إلا بالله إن ترن أنا أقل منك مالا وولدا.
Dan Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). sekiranya kamu anggap Aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” (Al Kahfi: 39)
……… sampai beliau keluar darinya.
Kebiasaan beliau dalam setiap harinya adalah membaca seperempat Al-Qur’an. Kemudian seperempat Al-Qur’an yang beliau baca pada siang harinya tersebut, dibaca dalam shalat malamnya. Dan tidak pernah sekalipun beliau meninggalkan kebiasaan ini kecuali pada malam diamputasinya kaki beliau.
Tentang sebab dan peristiwa diamputasinya kaki beliau ini juga menjadi kisah tersendiri yang dapat menyentuh kalbu setiap insan mu’min sekaligus menunjukkan kepada kita bukti sebuah kesabaran luar biasa di dalam menghadapi suatu musibah besar yang telah ditunjukkan oleh seorang hamba Allah yang mu’min yang mungkin tiada lagi didapati kesabaran yang seperti itu apalagi di zaman sekarang ini.
Suatu ketika ‘Urwah bin Az-Zubair mendapat tugas untuk menemui khalifah Al-Walid bin ‘Abdil Malik di ibukota kekhalifahan yaitu Damaskus di negeri Syam. Maka keluarlah beliau beserta rombongan menuju kota Damaskus. Setibanya di suatu tempat yang masih dekat dengan kota Madinah yang dinamakan dengan Wadi Al-Qura, terjadi pada beliau semacam luka di telapak kakinya yang kiri. Lambat laun luka tersebut mengeluarkan nanah dan semakin bertambah parah. Waktu berlalu, dan luka tersebut tidak saja semakin bertambah parah namun juga menyebabkan kakinya busuk serta semakin menjalar menggerogoti kakinya.
Dan akhirnya sampailah beliau kepada khalifah Al-Walid di kota Damaskus dalam keadaan ditandu dan penyakit tersebut telah menjalar sampai setengah betis. Begitu mengetahui keadaan yang menimpa ‘Urwah, khalifah Al-Walid segera memanggil para dokter ternama di kota tersebut untuk mengobati penyakit beliau. Maka terkumpullah para dokter dan segera memeriksa penyakit yang beliau derita tersebut. Setelah memeriksa dan mendiagnosa jenis penyakit yang menimpa beliau, sampailah mereka pada keputusan bahwa kaki beliau harus secepatnya diamputasi. Sebab kalau tidak, penyakitnya akan terus menjalar ke pangkal paha dan seterusnya ke arah anggota badan yang lain, dalam keadaan penyakit tersebut sekarang telah menggerogoti sampai mencapai setengah paha kirinya. Disampaikanlah keputusan tersebut kepada beliau dan ternyata beliau bisa menerimanya dengan tabah.
Maka dimulailah persiapan untuk operasi pemotongan kaki beliau. Kemudian para dokter tersebut menawarkan obat bius kepada beliau agar nantinya tidak merasakan sakit ketika kakinya digergaji. Namun beliau menolak tawaran tersebut seraya mengatakan: “Aku tidak pernah menyangka terhadap seorang yang beriman kepada Allah bahwa dia akan minum suatu obat yang akan membuat hilang akalnya sehingga dia tidak mengenal Rabbnya. Akan tetapi kalau kalian mau memotongnya silakan, dan aku akan berusaha menahan rasa sakitnya.”
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa tatkala beliau menolak tawaran para dokter tersebut,
Beliau mengatakan:
“Akan tetapi jika memang kalian mau memotongnya silakan lakukan saja dan biarkanlah diriku dalam keadaan shalat agar aku tidak merasakan sakit dan pedihnya.
Maka dimulailah operasi pemotongan kaki beliau yang sebelah kiri dengan gergaji pada bagian atas sedikit dari kaki yang tidak terkena penyakit. Sewaktu proses amputasi tersebut sedang berlangsung, beliau tidak bergeming atau bergerak sama sekali dan juga tidak terdengar rintihan rasa sakit sedikitpun. Maka ketika telah selesai dari proses pemotongan kaki dan juga telah selesai dari shalatnya, datanglah khalifah Al-Walid menghibur beliau. Dan berkatalah ‘Urwah kepada dirinya sendiri: “Ya Allah, segala puji hanya untuk-Mu, dahulu aku memiliki empat anggota tubuh (dua kaki dan dua tangan), kemudian Engkau ambil satu. Walaupun Engkau telah mengambil anggota tubuhku namun Engkau masih menyisakan yang lain. Dan walaupun Engkau telah memberikan musibah kepadaku namun masa sehatku masih lebih panjang darinya. Segala puji hanya untuk-Mu atas apa yang telah Engkau ambil dan atas apa yang telah Engkau berikan kepadaku dari masa sehat.
Al-Walid berkata:
“Belum pernah sekali pun aku melihat seorang syaikh yang kesabarannya seperti dia.”
Dan tatkala diperlihatkan potongan kaki tersebut kepadanya, beliau mengatakan: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui, bahwasanya tidak pernah sekalipun aku melangkahkan kakiku ke arah kemaksiatan.”
Dan pada malam itu juga bersamaan dengan telah selesainya operasi pemotongan kaki, beliau mendapatkan kabar bahwa salah seorang putra beliau yang bernama Muhammad -putra kesayangannya- meninggal dunia karena ditendang oleh kuda sewaktu sedang bermain-main di dalam kandang kuda.
Maka berkatalah beliau kepada dirinya sendiri: “Segala puji hanya milik Allah, dahulu aku memiliki tujuh orang anak kemudian Engkau ambil satu dan Engkau masih menyisakan enam. Maka walaupun Engkau telah memberikan musibah kepadaku namun masa sehatku masih lebih panjang darinya. Dan walaupun Engkau telah mengambil salah seorang anakku maka sesungguhnya Engkau masih menyisakan yang lain.
Selama menunggu proses penyembuhan kakinya, beliau tinggal di kediaman khalifah selama beberapa hari sekaligus sambil menyelesaikan keperluan yang lain. Kemudian setelah dirasa telah sembuh dan semua urusan telah selesai, kembalilah rombongan ke kota Madinah. Selama dalam perjalanan pulang, tidak pernah terdengar sepatah kata pun lisan beliau menyebut-nyebut tentang musibah yang menimpa kakinya dan kematian yang menimpa putra kesayangannya. Dan juga tidak terlihat beliau mengeluhkan musibah yang menimpanya kepada orang lain.
Dan ketika rombongan telah sampai di tempat yang dinamakan dengan Wadi Al-Qura -awal mula terjadinya musibah pada kaki beliau tersebut-, beliau membaca ayat pada surat Al Kahfi ayat 62:
فلما جاوزا قال لفتاه آتنا غداءنا لقد لقينا من سفرنا هذا نصبا.
“Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”. (Al-Kahfi: 62)
Akhirnya sampailah rombongan di kota Madinah. Ketika mulai memasuki gerbang kota, manusia berduyun-duyun memberikan ucapan salam dan menghibur beliau atas musibah yang beliau alami.
Nasehat Emas
Di antara nasihat emas beliau adalah sebagai berikut:
1. Nasehat beliau kepada para pemuda: “Ada apa dengan kalian ini, kenapa kalian tidak menuntut ilmu. Kalau sekarang ini kalian masih kecil, niscaya nantinya kalian akan menjadi para pembesar di kaum kalian. Dan tidak ada kebaikan pada seorang yang sudah tua sementara ia adalah seorang yang bodoh. Sungguh aku telah melihat pada diriku sendiri selang 4 tahun sebelum meninggalnya ‘Aisyah yaitu aku berkata pada diriku sendiri: Kalau seandainya dia (’Aisyah) meninggal pada hari ini maka tidaklah aku menyesali dan bersedih terhadap hadits (ilmu) yang ada pada dirinya disebabkan aku telah mengambil semuanya. Dan sungguh telah sampai kepadaku adanya sebuah hadits dari salah seorang shahabat maka akupun berusaha untuk mendatanginya. Maka ternyata aku dapati majelisnya telah selesai, akupun pergi ke rumahnya dan duduk di depan pintu rumahnya kemudian aku bertanya kepadanya tentang hadits tersebut.”
2. Beliau juga pernah mengatakan: “Tidaklah pernah aku menyampaikan sebuah ilmu kepada seseorang yang akal sehatnya belum bisa untuk mencernanya, disebabkan yang demikian itu akan menyesatkannya.”
Pujian Para Ulama kepada Beliau
Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata:
Aku bertanya kepada Ibnu Shu’air (’Abdullah bin Tsa’labah bin Shu’air Al-Mazini) tentang suatu permasalahan dalam bidang fiqih. Namun dia menyuruhku untuk bertanya kepada Sa’id bin Al-Musayyib. Maka akupun belajar kepada Sa’id selama 7 tahun dan belum pernah aku menjumpai orang yang paling ‘alim selain dia. Kemudian aku belajar kepada ‘Urwah maka aku mendapatkan pancaran ilmu yang deras sekali darinya. Aku melihat bahwa beliau adalah lautan ilmu yang tidak akan habis terkuras airnya.
Abdurrahman bin Humaid bin Abdirrahman berkata:
Aku masuk ke dalam sebuah masjid bersama ayahku. Maka aku melihat manusia sedang berkumpul kepada seseorang. Ayahku berkata: Coba lihat siapa dia! Maka akupun mendekatinya ternyata dia adalah ‘Urwah bin Az-Zubair. Aku pun menceritakannya dengan perasaan kagum kepada ayahku. Ayahku kemudian berkata: Wahai anakku, jangan engkau merasa heran. Sungguh aku telah melihat para shahabat Rasulullah bertanya kepadanya.
Ahmad bin ‘Abdillah Al-’Ijli berkata:
‘Urwah bin Az-Zubair adalah seorang tabi’in yang tsiqah (terpercaya), seorang yang shalih, dan tidak pernah fitnah menimpanya sedikitpun.
Muhammad bin Sa’d berkata: ‘Urwah adalah seorang yang terpercaya, kuat dalam ilmu, amanah, banyak haditsnya, faqih, dan alim.
Hisyam bin ‘Urwah berkata:
Ilmu itu adalah pada salah satu dari tiga keadaan: Yang pertama adalah seorang yang memiliki keturunan yang mulia maka dengan ilmu akan semakin memperindahnya, yang kedua adalah seorang yang ‘alim yang dengan ilmunya dia memimpin agamanya, dan yang ketiga adalah seorang yang akrab dengan penguasa yang dengannya banyak mendapatkan kenikmatan, dan dengan ilmu yang dimilikinya dia dapat melepaskan dari hal tersebut sehingga dia terlepas dari kebinasaan. Dan aku tidak mendapati seorangpun yang terpenuhi padanya tiga keadaan ini selain pada ‘Urwah bin Az-Zubair dan ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz.
Beliau juga berkata: Aku belum pernah mendengar seorangpun dari kalangan ahlul bid’ah menyebutkan tentang ayahku (’Urwah) dengan kejelekan.
Al-Waqidi berkata:
Beliau adalah seorang yang faqih, alim, hafizh, kokoh dalam ilmu, sebagai hujjah, dan alim dalam bidang sejarah.
Wafat Beliau
Beliau wafat pada tahun 93 Hijriyah dalam usianya yang ke-70 tahun dalam keadaan sedang berpuasa. Hisyam bin ‘Urwah mengatakan: Dahulu ayahku berpuasa terus-menerus (banyak berpuasa) dan meninggal dalam keadaan berpuasa.
Namanya harum dan senantiasa dikenang sepanjang masa sebagai seorang insan yang sabar dan tabah di dalam menghadapi musibah yang sangat berat. Semoga Allah subhanahu wata’ala merahmatinya.
____________________
Rujukan:
1. Al-Bidayah Wan Nihayah
2. Siyar A’lamin Nubala’
3. Tadzkiratul Huffazh
4. Tahdzibut Tahdzib
5. Basya’ir Al-Farh bi Taqribi Fawa’idi Al-Imam Al-Wadi’i fi ‘Ilmi Ar-Rijal Wal Mushthalah.
[1] Empat shahabat muda -semuanya bernama ‘Abdullah- yang banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga keilmuan mereka pun sangat menonjol di kalangan para shahabat. Ayah-ayah mereka juga para shahabat yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Mereka itu adalah ‘Abdullah bin ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib, ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab, ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash, dan ‘Abdullah bin Az-Zubair bin Al-’Awwam radhiyallahu ‘anhum. Tentang mereka ini, seorang penyair mengatakan:
Anak-anak ‘Abbas, ‘Amr, dan ‘Umar
Serta Ibnu Az-Zubair mereka itu adalah Al-’Abadilah yang terdepan.
Dirangkum oleh Muhammad Rifqi dan Abu Abdillah.
Tim Redaksi assalafy.org
disalin dari: http://www.facebook.com/note.php?note_id=469631570601&id=246817595834&ref=mf
Beliau adalah salah satu tokoh inspirasi buatku,. ^_^
Sabar dan yakin terhadap ayat-ayat-Nya, dua kunci sukses seseorang meraih kepemimpinan di dalam agama ini, memimpin dan mengarahkan umat kepada jalan yang lurus sesuai dengan rambu-rambu agama yang telah digariskan oleh Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mereka itulah para ulama Rabbaniyyin -yang dengan kesabaran dan keyakinan mereka terhadap ayat-ayat Allah- telah berhasil memimpin umat dari generasi ke generasi untuk berpegang teguh dengan kitab Rabbnya dan sunnah Nabinya berdasarkan pemahaman as-salafush shalih.
Di antara tokoh ulama yang pantas untuk digelari imam yang berhasil memimpin dan membimbing umat menuju agama Allah adalah ‘Urwah bin Az-Zubair rahimahullah. Kesabarannya yang luar biasa telah membuka jalan baginya untuk meraih kepemimpinan dalam agama ini. Ditambah ketinggian dan kekokohan ilmu yang dimilikinya, semakin menempatkan beliau kepada derajat ‘alim yang layak untuk diteladani.
Nama Lengkap, dan Nasab Beliau
Beliau adalah Abu ‘Abdillah ‘Urwah bin Az-Zubair bin Al-’Awwam bin Khuwailid bin Asad bin ‘Abdil ‘Uzza bin Qushay bin Kilab Al-Qurasyi Al-Asadi Al-Madani.
Beliau adalah seorang tabi’in yang mulia, satu dari Al-Fuqaha’ As-Sab’ah (tujuh tokoh fuqaha’ /ulama) yang masyhur dalam sejarah kaum muslimin, panutan umat, putra dari Az-Zubair bin Al-’Awwam radhiyallahu‘anhu, salah seorang As-Sabiqunal Awwalun (para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang pertama masuk Islam). Bersama dengan sembilan shahabat yang lain, Hawari (penolong) Rasulullah ini telah mendapatkan kabar gembira masuk ke dalam surga selagi mereka masih hidup di dunia.
Ibu beliau adalah Asma’ binti Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma, wanita mulia yang turut membantu persiapan ayahanda dan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat hijrah ke kota Madinah. Bermula dari sinilah beliau kemudian mendapatkan julukan Dzatun Nithaqain (yang memiliki dua ikat pinggang). Jadi, manusia terbaik setelah Rasulullah -yakni Abu Bakr Ash-Shiddiq- adalah kakek beliau dari jalur ibu.
Beliau adalah adik kandung ‘Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma, salah seorang Al-’Abadilah Al-Arba’ah[1], dengan usia yang terpaut 20 tahun.
Bibi beliau adalah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ibunda kaum mukminin. Dari beliaulah, keponakan yang shalih ini banyak menimba ilmu dan meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga tidaklah mengherankan kalau kemudian ‘Urwah menjadi salah seorang tabi’in yang paling mengetahui hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan:
Yang paling mengetahui hadits (yang diriwayatkan) ‘Aisyah adalah ‘Urwah, ‘Amrah, dan Al-Qasim.
Qabishah bin Dzu’aib mengatakan:
‘Urwah telah mengalahkan kami dalam masuknya beliau (untuk meriwayatkan hadits) dari ‘Aisyah, dan ‘Aisyah adalah orang yang paling berilmu.
Beliau dilahirkan pada tahun ke-23 Hijriyyah pada masa kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan di kota Madinah. Al-Imam Adz-Dzahabi menempatkan beliau pada posisi thabaqah yang kedua, thabaqahnya para tokoh besar tabi’in.
Keilmuan, Ibadah dan Akhlak Beliau
Beliau sempat meriwayatkan hadits dari ayahnya, namun hanya sedikit. Dan juga meriwayatkan hadits dari Sa’id bin Zaid, ‘Ali bin Abi Thalib, Jabir, Al-Hasan, Al-Husain, Muhammad bin Maslamah, Abu Hurairah, Ibnu ‘Abbas, Zaid bin Tsabit, Abu Ayyub Al-Anshari, Al-Mughirah bin Syu’bah, Usamah bin Zaid, Mu’awiyah, ‘Amr bin Al-’Ash, ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Hakim bin Hizam, ‘Abdullah bin ‘Umar, dan yang lainnya.
Beliau pun juga menimba ilmu dari para shahabiyah di antaranya Asma’ bintu Abi Bakar Ash-Shiddiq -ibunya sendiri-, ‘Aisyah Ummul Mu’minin -bibi beliau-, Asma’ binti ‘Umais, Ummu Habibah, Ummu Salamah, Ummu Hani’, Ummu Syarik, Fathimah bintu Qais, Dhuba’ah bintu Az-Zubair, Busrah bintu Shafwan, Zainab bintu Abi Salamah, ‘Amrah Al-Anshariyyah radhiyallahu ‘anhunna ajma’in.
Para ulama yang berguru dan meriwayatkan hadits dari beliau adalah Sulaiman bin Yasar, Abu Salamah bin ‘Abdirrahman, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Abu Az-Zinad, Shalih bin Kaisan, Ja’far Ash-Shadiq, Ibnu Abi Mulaikah, ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah, ‘Atha bin Abi Rabah, ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz, ‘Amr bin Dinar, Yahya bin Abi Katsir, dan sejumlah ulama yang lain.
Beliau adalah orang pertama yang menulis tentang masalah Al-Maghazi (peperangan) dan yang paling banyak melantunkan syair pada zamannya.
Beliau adalah salah seorang di antara sepuluh ulama di kota Madinah yang selalu menjadi rujukan khalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz sewaktu beliau menjabat sebagai gubernur di kota tersebut.
Qabishah bin Dzu’aib menceritakan sebuah kisah:
Dahulu semasa khalifah Mu’awiyah, kami yaitu aku, Mush’ab bin Az-Zubair, ‘Urwah bin Az-Zubair, Abu Bakar bin ‘Abdirrahman, ‘Abdul Malik bin Marwan, ‘Abdurrahman Al-Miswar, Ibrahim bin ‘Abdirrahman bin ‘Auf dan ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah biasa berkumpul membuat halaqah setiap malam di masjid. Dan pada siang harinya kami berpisah. Maka aku belajar kepada Zaid bin Tsabit -waktu itu beliau ditunjuk sebagai ketua dalam bidang kehakiman, fatwa, qira’ah dan fara’idh sejak masa khalifah ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali di kota Madinah-. Kemudian aku dan Abu Bakar bin ‘Abdirrahman belajar kepada Abu Hurairah. Dan ‘Urwah telah mendahului kami dalam belajar kepada ‘Aisyah.
Abu Az-Zinad menceritakan:
Dahulu pernah berkumpul di Al-Hijr (yakni Hijr Isma’il di Ka’bah) Mush’ab bin Az-Zubair, ‘Abdullah bin Az-Zubair, ‘Urwah bin Az-Zubair dan Ibnu ‘Umar. Mereka mengatakan: Mari kita berangan-angan!
‘Abdullah bin Az-Zubair berkata: Aku bercita-cita ingin menjadi seorang khalifah.
‘Urwah berkata: Aku bercita-cita ingin menjadi seorang yang alim.
Mush’ab berkata: Adapun aku, aku ingin menjadi pemimpin Iraq dan menikahi ‘Aisyah bintu Thalhah dan Sukainah bintu Al-Husain.
Adapun Ibnu ‘Umar, beliau berkata: Kalau aku hanya menginginkan ampunan dari Allah ‘azza wajalla.
Maka mereka semua telah berhasil menggapai cita-citanya masing-masing dan adapun Ibnu ‘Umar semoga Allah mengampuninya.
Suatu ketika ‘Urwah melihat seorang laki-laki melakukan shalat dengan cepat kemudian setelah selesai shalat dia berdo’a. ‘Urwah berkata: Wahai saudaraku, tidakkah engkau memiliki kebutuhan kepada Rabb-mu dalam shalatmu? Adapun aku, aku selalu meminta sesuatu kepada Allah sampaipun aku meminta garam.
Dahulu kebiasaan beliau setiap kali memasuki kebun, selalu membaca surat Al-Kahfi ayat 39 dan diulang-ulanginya bacaan tersebut:
ولولا إذ دخلت جنتك قلت ما شاء الله لا قوة إلا بالله إن ترن أنا أقل منك مالا وولدا.
Dan Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). sekiranya kamu anggap Aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” (Al Kahfi: 39)
……… sampai beliau keluar darinya.
Kebiasaan beliau dalam setiap harinya adalah membaca seperempat Al-Qur’an. Kemudian seperempat Al-Qur’an yang beliau baca pada siang harinya tersebut, dibaca dalam shalat malamnya. Dan tidak pernah sekalipun beliau meninggalkan kebiasaan ini kecuali pada malam diamputasinya kaki beliau.
Tentang sebab dan peristiwa diamputasinya kaki beliau ini juga menjadi kisah tersendiri yang dapat menyentuh kalbu setiap insan mu’min sekaligus menunjukkan kepada kita bukti sebuah kesabaran luar biasa di dalam menghadapi suatu musibah besar yang telah ditunjukkan oleh seorang hamba Allah yang mu’min yang mungkin tiada lagi didapati kesabaran yang seperti itu apalagi di zaman sekarang ini.
Suatu ketika ‘Urwah bin Az-Zubair mendapat tugas untuk menemui khalifah Al-Walid bin ‘Abdil Malik di ibukota kekhalifahan yaitu Damaskus di negeri Syam. Maka keluarlah beliau beserta rombongan menuju kota Damaskus. Setibanya di suatu tempat yang masih dekat dengan kota Madinah yang dinamakan dengan Wadi Al-Qura, terjadi pada beliau semacam luka di telapak kakinya yang kiri. Lambat laun luka tersebut mengeluarkan nanah dan semakin bertambah parah. Waktu berlalu, dan luka tersebut tidak saja semakin bertambah parah namun juga menyebabkan kakinya busuk serta semakin menjalar menggerogoti kakinya.
Dan akhirnya sampailah beliau kepada khalifah Al-Walid di kota Damaskus dalam keadaan ditandu dan penyakit tersebut telah menjalar sampai setengah betis. Begitu mengetahui keadaan yang menimpa ‘Urwah, khalifah Al-Walid segera memanggil para dokter ternama di kota tersebut untuk mengobati penyakit beliau. Maka terkumpullah para dokter dan segera memeriksa penyakit yang beliau derita tersebut. Setelah memeriksa dan mendiagnosa jenis penyakit yang menimpa beliau, sampailah mereka pada keputusan bahwa kaki beliau harus secepatnya diamputasi. Sebab kalau tidak, penyakitnya akan terus menjalar ke pangkal paha dan seterusnya ke arah anggota badan yang lain, dalam keadaan penyakit tersebut sekarang telah menggerogoti sampai mencapai setengah paha kirinya. Disampaikanlah keputusan tersebut kepada beliau dan ternyata beliau bisa menerimanya dengan tabah.
Maka dimulailah persiapan untuk operasi pemotongan kaki beliau. Kemudian para dokter tersebut menawarkan obat bius kepada beliau agar nantinya tidak merasakan sakit ketika kakinya digergaji. Namun beliau menolak tawaran tersebut seraya mengatakan: “Aku tidak pernah menyangka terhadap seorang yang beriman kepada Allah bahwa dia akan minum suatu obat yang akan membuat hilang akalnya sehingga dia tidak mengenal Rabbnya. Akan tetapi kalau kalian mau memotongnya silakan, dan aku akan berusaha menahan rasa sakitnya.”
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa tatkala beliau menolak tawaran para dokter tersebut,
Beliau mengatakan:
“Akan tetapi jika memang kalian mau memotongnya silakan lakukan saja dan biarkanlah diriku dalam keadaan shalat agar aku tidak merasakan sakit dan pedihnya.
Maka dimulailah operasi pemotongan kaki beliau yang sebelah kiri dengan gergaji pada bagian atas sedikit dari kaki yang tidak terkena penyakit. Sewaktu proses amputasi tersebut sedang berlangsung, beliau tidak bergeming atau bergerak sama sekali dan juga tidak terdengar rintihan rasa sakit sedikitpun. Maka ketika telah selesai dari proses pemotongan kaki dan juga telah selesai dari shalatnya, datanglah khalifah Al-Walid menghibur beliau. Dan berkatalah ‘Urwah kepada dirinya sendiri: “Ya Allah, segala puji hanya untuk-Mu, dahulu aku memiliki empat anggota tubuh (dua kaki dan dua tangan), kemudian Engkau ambil satu. Walaupun Engkau telah mengambil anggota tubuhku namun Engkau masih menyisakan yang lain. Dan walaupun Engkau telah memberikan musibah kepadaku namun masa sehatku masih lebih panjang darinya. Segala puji hanya untuk-Mu atas apa yang telah Engkau ambil dan atas apa yang telah Engkau berikan kepadaku dari masa sehat.
Al-Walid berkata:
“Belum pernah sekali pun aku melihat seorang syaikh yang kesabarannya seperti dia.”
Dan tatkala diperlihatkan potongan kaki tersebut kepadanya, beliau mengatakan: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui, bahwasanya tidak pernah sekalipun aku melangkahkan kakiku ke arah kemaksiatan.”
Dan pada malam itu juga bersamaan dengan telah selesainya operasi pemotongan kaki, beliau mendapatkan kabar bahwa salah seorang putra beliau yang bernama Muhammad -putra kesayangannya- meninggal dunia karena ditendang oleh kuda sewaktu sedang bermain-main di dalam kandang kuda.
Maka berkatalah beliau kepada dirinya sendiri: “Segala puji hanya milik Allah, dahulu aku memiliki tujuh orang anak kemudian Engkau ambil satu dan Engkau masih menyisakan enam. Maka walaupun Engkau telah memberikan musibah kepadaku namun masa sehatku masih lebih panjang darinya. Dan walaupun Engkau telah mengambil salah seorang anakku maka sesungguhnya Engkau masih menyisakan yang lain.
Selama menunggu proses penyembuhan kakinya, beliau tinggal di kediaman khalifah selama beberapa hari sekaligus sambil menyelesaikan keperluan yang lain. Kemudian setelah dirasa telah sembuh dan semua urusan telah selesai, kembalilah rombongan ke kota Madinah. Selama dalam perjalanan pulang, tidak pernah terdengar sepatah kata pun lisan beliau menyebut-nyebut tentang musibah yang menimpa kakinya dan kematian yang menimpa putra kesayangannya. Dan juga tidak terlihat beliau mengeluhkan musibah yang menimpanya kepada orang lain.
Dan ketika rombongan telah sampai di tempat yang dinamakan dengan Wadi Al-Qura -awal mula terjadinya musibah pada kaki beliau tersebut-, beliau membaca ayat pada surat Al Kahfi ayat 62:
فلما جاوزا قال لفتاه آتنا غداءنا لقد لقينا من سفرنا هذا نصبا.
“Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”. (Al-Kahfi: 62)
Akhirnya sampailah rombongan di kota Madinah. Ketika mulai memasuki gerbang kota, manusia berduyun-duyun memberikan ucapan salam dan menghibur beliau atas musibah yang beliau alami.
Nasehat Emas
Di antara nasihat emas beliau adalah sebagai berikut:
1. Nasehat beliau kepada para pemuda: “Ada apa dengan kalian ini, kenapa kalian tidak menuntut ilmu. Kalau sekarang ini kalian masih kecil, niscaya nantinya kalian akan menjadi para pembesar di kaum kalian. Dan tidak ada kebaikan pada seorang yang sudah tua sementara ia adalah seorang yang bodoh. Sungguh aku telah melihat pada diriku sendiri selang 4 tahun sebelum meninggalnya ‘Aisyah yaitu aku berkata pada diriku sendiri: Kalau seandainya dia (’Aisyah) meninggal pada hari ini maka tidaklah aku menyesali dan bersedih terhadap hadits (ilmu) yang ada pada dirinya disebabkan aku telah mengambil semuanya. Dan sungguh telah sampai kepadaku adanya sebuah hadits dari salah seorang shahabat maka akupun berusaha untuk mendatanginya. Maka ternyata aku dapati majelisnya telah selesai, akupun pergi ke rumahnya dan duduk di depan pintu rumahnya kemudian aku bertanya kepadanya tentang hadits tersebut.”
2. Beliau juga pernah mengatakan: “Tidaklah pernah aku menyampaikan sebuah ilmu kepada seseorang yang akal sehatnya belum bisa untuk mencernanya, disebabkan yang demikian itu akan menyesatkannya.”
Pujian Para Ulama kepada Beliau
Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata:
Aku bertanya kepada Ibnu Shu’air (’Abdullah bin Tsa’labah bin Shu’air Al-Mazini) tentang suatu permasalahan dalam bidang fiqih. Namun dia menyuruhku untuk bertanya kepada Sa’id bin Al-Musayyib. Maka akupun belajar kepada Sa’id selama 7 tahun dan belum pernah aku menjumpai orang yang paling ‘alim selain dia. Kemudian aku belajar kepada ‘Urwah maka aku mendapatkan pancaran ilmu yang deras sekali darinya. Aku melihat bahwa beliau adalah lautan ilmu yang tidak akan habis terkuras airnya.
Abdurrahman bin Humaid bin Abdirrahman berkata:
Aku masuk ke dalam sebuah masjid bersama ayahku. Maka aku melihat manusia sedang berkumpul kepada seseorang. Ayahku berkata: Coba lihat siapa dia! Maka akupun mendekatinya ternyata dia adalah ‘Urwah bin Az-Zubair. Aku pun menceritakannya dengan perasaan kagum kepada ayahku. Ayahku kemudian berkata: Wahai anakku, jangan engkau merasa heran. Sungguh aku telah melihat para shahabat Rasulullah bertanya kepadanya.
Ahmad bin ‘Abdillah Al-’Ijli berkata:
‘Urwah bin Az-Zubair adalah seorang tabi’in yang tsiqah (terpercaya), seorang yang shalih, dan tidak pernah fitnah menimpanya sedikitpun.
Muhammad bin Sa’d berkata: ‘Urwah adalah seorang yang terpercaya, kuat dalam ilmu, amanah, banyak haditsnya, faqih, dan alim.
Hisyam bin ‘Urwah berkata:
Ilmu itu adalah pada salah satu dari tiga keadaan: Yang pertama adalah seorang yang memiliki keturunan yang mulia maka dengan ilmu akan semakin memperindahnya, yang kedua adalah seorang yang ‘alim yang dengan ilmunya dia memimpin agamanya, dan yang ketiga adalah seorang yang akrab dengan penguasa yang dengannya banyak mendapatkan kenikmatan, dan dengan ilmu yang dimilikinya dia dapat melepaskan dari hal tersebut sehingga dia terlepas dari kebinasaan. Dan aku tidak mendapati seorangpun yang terpenuhi padanya tiga keadaan ini selain pada ‘Urwah bin Az-Zubair dan ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz.
Beliau juga berkata: Aku belum pernah mendengar seorangpun dari kalangan ahlul bid’ah menyebutkan tentang ayahku (’Urwah) dengan kejelekan.
Al-Waqidi berkata:
Beliau adalah seorang yang faqih, alim, hafizh, kokoh dalam ilmu, sebagai hujjah, dan alim dalam bidang sejarah.
Wafat Beliau
Beliau wafat pada tahun 93 Hijriyah dalam usianya yang ke-70 tahun dalam keadaan sedang berpuasa. Hisyam bin ‘Urwah mengatakan: Dahulu ayahku berpuasa terus-menerus (banyak berpuasa) dan meninggal dalam keadaan berpuasa.
Namanya harum dan senantiasa dikenang sepanjang masa sebagai seorang insan yang sabar dan tabah di dalam menghadapi musibah yang sangat berat. Semoga Allah subhanahu wata’ala merahmatinya.
____________________
Rujukan:
1. Al-Bidayah Wan Nihayah
2. Siyar A’lamin Nubala’
3. Tadzkiratul Huffazh
4. Tahdzibut Tahdzib
5. Basya’ir Al-Farh bi Taqribi Fawa’idi Al-Imam Al-Wadi’i fi ‘Ilmi Ar-Rijal Wal Mushthalah.
[1] Empat shahabat muda -semuanya bernama ‘Abdullah- yang banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga keilmuan mereka pun sangat menonjol di kalangan para shahabat. Ayah-ayah mereka juga para shahabat yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Mereka itu adalah ‘Abdullah bin ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib, ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab, ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash, dan ‘Abdullah bin Az-Zubair bin Al-’Awwam radhiyallahu ‘anhum. Tentang mereka ini, seorang penyair mengatakan:
Anak-anak ‘Abbas, ‘Amr, dan ‘Umar
Serta Ibnu Az-Zubair mereka itu adalah Al-’Abadilah yang terdepan.
Dirangkum oleh Muhammad Rifqi dan Abu Abdillah.
Tim Redaksi assalafy.org
disalin dari: http://www.facebook.com/note.php?note_id=469631570601&id=246817595834&ref=mf
Wanita harus baca!
Assalamu'alaikum wr. wb
Bismillah,.
Akhwatifillah dimanapun engkau berada,.semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. insan seiman, saudariku ada info nih!
Waspadai pembalut anda, uji pembalut..apakah sudah aman atau tidak untuk qt,.
Caranya :
1. pembalut yang belum dipakai, disobek plastiknya lalu ambil bagian intinya.
2. Taruh bagian inti pembalut tadi di gelas transparan.
3. tambahkan air pada gelas tersebut lalu aduk.
4. perhatikan apakah airnya berubah keruh dan bagian intinya hancur?
5. bila airnya keruh berarti mengandung zat pemutih.
6. bila bagian intinya hancur maka itu terbuat dari serbuk kertas.
Remember It!!!
jika ada zat pemutihnya, maka dapat menyebabkan kanker serviks, kista, dll.
Sumber:
Majalah suara Hidayatullah halaman 91.
bila kurang jelas bisa mencari referensi ato info lainnya.
semoga menjadi bahan pertimbangan untuk memilih pembalut yang baik, demi kesehatan qt dan masa depan. amin.
Thanks for read and attention,.^_^
Minggu, 08 Mei 2011
Obrolan Ibu & anak..^_^
Kamis minggu ke-2 maret,.udara panas betah menaungi kota tempatku meraih masa depan. Seperti biasa menekuni aktifitas yg sama, mengerjakan tugas, menyelesaikan amanah organisasi dan yang paling penting amanah dari orang tua, menjadi orang yang lebih baik dan tentunya berguna bagi mereka dan semua orang.
Bunyi handphone membuyarkan konsentrasiku, ada telpon masuk,.alangkah bahagianya mamaku tercinta menghubungi. “hemm,,ada apakah gerangan?” gumamku dalam hati,.tanpa pikir lebih panjang kutekan tombol replay handphoneku. Tak berapa lama perbincanganpun terjadi, seperti biasa mama tak akan prnah lupa menanyakan kabar, sudah makan, lagi apa sekarang, bagaimana tugasnya,.dan lain-lain sederet pertanyaan yang sama setiap kali beliau telepon, tapi aku juga tak aakn pernah bosan karena itulah yang selalu kurindukan. Begitulah seorang ibu, sangat teliti, cerewet tapi itulah tanda kasih sayangnya, kasih yang tanpa batas, tiada akhir. I love you mom, I will need you always and forever.
Satu pertanyaan yang selalu terngiang, tak akan kulupa.
Mama : “udah punya pacar disana?”
Aku : “hehe,.ri’ ndak punya maa” senyum simpul dan tawa kecil mengiringi jawabanku
Mama : “mbak mu dah ada yang datang lamar, berarti giliranmupun bentar lagi,.”
Aku : “wah alhamdulillah, kalo ri’ mah belum kepikiran ma,.lagian ri’ ndak mau pacaran, lebih baik nikah ja langsung karena nikah lebih diridhai Allah ma, ri pengen bahagiain mama dan bapak dulu, hemm,,tapi kalo dengan menikah dulu merupakan suatu kebahagiaan bagi mama dan bapak, ya bolehlah hehe,.” Jawabku sambil tertawa manja.
Aku : “insyaalah maa, kalo ri terus memperbaiki diri, nanti pada waktu tepat Allah akan mengirimkan orang yang tepat yang Ia ridhai, jd tenang ja maa,.”
Mama : “ya, Amiin,.Alhamdulillah anak mama sudah tahu mana yang baik,.”
Mama ikut tertawa, tak tau apa maksudnya, apakah setuju atau tidak. Tapi tawa nya selalu membuatku tersenyum bahagia, rasanya nyaman dan damai jadi pengen tidur dipangkuannya, merasakan belaian lembut tangannya dikepalaku, membuat mata tidak tahan untuk tertutup.
Aku : “maa ri’ kangennn,..” rengekan manja ala anak bontot hehe,.
Mama : “yah mama juga, kita semua disini kangen sama ri’,,kalau mama mana baiknya sj sayang,.apapun yang kalian lakukan,.selama kalian yakini baik, kerjakan..mama dan bapak selalu mendukung”
Aku : “mama selalu ngertiin ri’, mkasih ma,.aku sayang mama”
Jawaban yang sangat kusuka, yah,.bapak dan mama selalu memberikan kepercayaan pada anak-anaknya, akan selalu kujaga kepercayaan kalian.
Akhir obrolan,,
Mama : “ya sdh jaga kesehatan, makan teratur,.kerjakan tugasnya dengan baik.,”
Aku : “ya mama juga y jangan terlalu capek, insyaallah,.do’akan,,salam hormat buat bapak, mkasih ma dah telpon ri’”
Mama : “ya sayang,insyaallah,.baik-baik disana,.Assalamu’alaikum”
Aku : “Wa’alaikumussalam warahmatullah,.”
Sebuah salam, dan berederet-deret pesan dan nasehat selalu menjadi akhir perbincangan yang membuatku selalu semangat dan sebeenarnya tak kuharapkan, aku ingin tak ingin obrolan itu berakhir. Tetapi itu harus, karena itu tak mungkin “hemm,..tidak sabar pengen pulanggg”rintihku dalam hati.
Meraih masa depan, cita-cita, memenuhi amanat orang tua memang tidak gampang. Butuh pengorbanan dan perjuangan, tentunya extra sabar menahan rindu berkumpul bersama keluarga tercinta.
For my mom and dad, thank you very much for your love, and all ^_^
Tak ada kata yang bisa mewakili atas segala cinta, pengorbanan dan perjuangan kalian untuk aku, mbak, dan abang-abangku tersayang.
I love u All because Allah, inspirasiku, hidupku.
Bunyi handphone membuyarkan konsentrasiku, ada telpon masuk,.alangkah bahagianya mamaku tercinta menghubungi. “hemm,,ada apakah gerangan?” gumamku dalam hati,.tanpa pikir lebih panjang kutekan tombol replay handphoneku. Tak berapa lama perbincanganpun terjadi, seperti biasa mama tak akan prnah lupa menanyakan kabar, sudah makan, lagi apa sekarang, bagaimana tugasnya,.dan lain-lain sederet pertanyaan yang sama setiap kali beliau telepon, tapi aku juga tak aakn pernah bosan karena itulah yang selalu kurindukan. Begitulah seorang ibu, sangat teliti, cerewet tapi itulah tanda kasih sayangnya, kasih yang tanpa batas, tiada akhir. I love you mom, I will need you always and forever.
Satu pertanyaan yang selalu terngiang, tak akan kulupa.
Mama : “udah punya pacar disana?”
Aku : “hehe,.ri’ ndak punya maa” senyum simpul dan tawa kecil mengiringi jawabanku
Mama : “mbak mu dah ada yang datang lamar, berarti giliranmupun bentar lagi,.”
Aku : “wah alhamdulillah, kalo ri’ mah belum kepikiran ma,.lagian ri’ ndak mau pacaran, lebih baik nikah ja langsung karena nikah lebih diridhai Allah ma, ri pengen bahagiain mama dan bapak dulu, hemm,,tapi kalo dengan menikah dulu merupakan suatu kebahagiaan bagi mama dan bapak, ya bolehlah hehe,.” Jawabku sambil tertawa manja.
Aku : “insyaalah maa, kalo ri terus memperbaiki diri, nanti pada waktu tepat Allah akan mengirimkan orang yang tepat yang Ia ridhai, jd tenang ja maa,.”
Mama : “ya, Amiin,.Alhamdulillah anak mama sudah tahu mana yang baik,.”
Mama ikut tertawa, tak tau apa maksudnya, apakah setuju atau tidak. Tapi tawa nya selalu membuatku tersenyum bahagia, rasanya nyaman dan damai jadi pengen tidur dipangkuannya, merasakan belaian lembut tangannya dikepalaku, membuat mata tidak tahan untuk tertutup.
Aku : “maa ri’ kangennn,..” rengekan manja ala anak bontot hehe,.
Mama : “yah mama juga, kita semua disini kangen sama ri’,,kalau mama mana baiknya sj sayang,.apapun yang kalian lakukan,.selama kalian yakini baik, kerjakan..mama dan bapak selalu mendukung”
Aku : “mama selalu ngertiin ri’, mkasih ma,.aku sayang mama”
Jawaban yang sangat kusuka, yah,.bapak dan mama selalu memberikan kepercayaan pada anak-anaknya, akan selalu kujaga kepercayaan kalian.
Akhir obrolan,,
Mama : “ya sdh jaga kesehatan, makan teratur,.kerjakan tugasnya dengan baik.,”
Aku : “ya mama juga y jangan terlalu capek, insyaallah,.do’akan,,salam hormat buat bapak, mkasih ma dah telpon ri’”
Mama : “ya sayang,insyaallah,.baik-baik disana,.Assalamu’alaikum”
Aku : “Wa’alaikumussalam warahmatullah,.”
Sebuah salam, dan berederet-deret pesan dan nasehat selalu menjadi akhir perbincangan yang membuatku selalu semangat dan sebeenarnya tak kuharapkan, aku ingin tak ingin obrolan itu berakhir. Tetapi itu harus, karena itu tak mungkin “hemm,..tidak sabar pengen pulanggg”rintihku dalam hati.
Meraih masa depan, cita-cita, memenuhi amanat orang tua memang tidak gampang. Butuh pengorbanan dan perjuangan, tentunya extra sabar menahan rindu berkumpul bersama keluarga tercinta.
For my mom and dad, thank you very much for your love, and all ^_^
Tak ada kata yang bisa mewakili atas segala cinta, pengorbanan dan perjuangan kalian untuk aku, mbak, dan abang-abangku tersayang.
I love u All because Allah, inspirasiku, hidupku.
Kamis, 05 Mei 2011
Indah Ciptaan-Mu ^_^
Kala itu,,udara dingin desa Mantang masih menggigit kulit
ukiran embun didaun masih asyik bergelayut manja
bagai permata, menghadirkan pesona indahnya
pagi itu, ada niat yang ingin kugapai,,
menikmati sejenak suasana desa yang nyaman,,
tiga sekawan,.dengan satu pengawal nampaknya siap beraksi
menggapai hasrat yang telah membuncah,.
sarapan pagi dan teh hangat menambah semangat kaki melangkah
demi menggapai ciptaan-Mu
Indah ciptaan-Mu ya Rabb,,
Berdecak kagum jiwaku memuji kebesaran-Mu
Tiada kata yang bisa terucap selain,,.'Subhanallah',,
Maha besar Engkau dengan segala ciptaan-Mu
Mengalir indah, dengan gemericik bening bak sutera,,
haluss,, memukau hati,
menghias dinding kokoh jurang yang menjulang tinggi
menutup kesan kesombongan,.
Deras menghempas jiwa, menghanyutkan lamunan
Maha besar Rahmat-Mu Ya Allah,,
tanpa sadar, kaki dan tangan tergerak untuk menyentuh, menikmati
bening indah butiran itu,.hemm,,sejuk menenangkan jiwa dan raga
Lelah dalam perjalan yang jauh,,seakan hilang seketika
It's so beatiful waterfall,,
benar-benar tidak mengecawakn,.
air terjun benang kelambu dan benang stokel
ini adalah kado terindah dan pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupku,.
i will miss that places so much,.^_^
Jazakumullah khair for my Sista',.(ayu & Ria, n abid yg dah jd pengawal n pemandu yg setia)
ukiran embun didaun masih asyik bergelayut manja
bagai permata, menghadirkan pesona indahnya
pagi itu, ada niat yang ingin kugapai,,
menikmati sejenak suasana desa yang nyaman,,
tiga sekawan,.dengan satu pengawal nampaknya siap beraksi
menggapai hasrat yang telah membuncah,.
sarapan pagi dan teh hangat menambah semangat kaki melangkah
demi menggapai ciptaan-Mu
Indah ciptaan-Mu ya Rabb,,
Berdecak kagum jiwaku memuji kebesaran-Mu
Tiada kata yang bisa terucap selain,,.'Subhanallah',,
Maha besar Engkau dengan segala ciptaan-Mu
Mengalir indah, dengan gemericik bening bak sutera,,
haluss,, memukau hati,
menghias dinding kokoh jurang yang menjulang tinggi
menutup kesan kesombongan,.
Deras menghempas jiwa, menghanyutkan lamunan
Maha besar Rahmat-Mu Ya Allah,,
tanpa sadar, kaki dan tangan tergerak untuk menyentuh, menikmati
bening indah butiran itu,.hemm,,sejuk menenangkan jiwa dan raga
Lelah dalam perjalan yang jauh,,seakan hilang seketika
It's so beatiful waterfall,,
benar-benar tidak mengecawakn,.
air terjun benang kelambu dan benang stokel
ini adalah kado terindah dan pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupku,.
i will miss that places so much,.^_^
Jazakumullah khair for my Sista',.(ayu & Ria, n abid yg dah jd pengawal n pemandu yg setia)
Subuh yang Indah ^_^
Bismillah,,
Adzan subuh berkumandang,,
menyentuh hati, membawa jiwa untuk menuntun raga
untuk memenuhi pangilan-mu Ya Rabb,,
Mengurai hati yang berselimut prasangka dan tanya,,
mengumpulkan ghirah dan gairah untuk bermunajat pada-Mu
Mengalir anggun air diwajah, dingin..menyejukkan
berbasuh raga dan hati,,
membersihkan segala prasangka, menyucikan jiwa yang kelabu
demi menghadap yang terKasih..
Semua mahlukmu,,,segalanya seakan bermunajat pada-Mu
semoga kuraih kekusyukan,,
layaknya rumput-rumput ilalang dan helai demi helai daun padi
yang tunduk patuh pada takdir-Mu.
seakan tidak ingin kalah dengan seorang insan
Bermunajat,,,berharap Rahmat dan Ridho-Mu
Semoga pagi Nanti kutemukan bahagia,.
memberi dan berbagi,,
sehingga kudapatkan arti 'Memiliki' yang hakiki ^_^..
Amin,,Ya Rabb
Adzan subuh berkumandang,,
menyentuh hati, membawa jiwa untuk menuntun raga
untuk memenuhi pangilan-mu Ya Rabb,,
Mengurai hati yang berselimut prasangka dan tanya,,
mengumpulkan ghirah dan gairah untuk bermunajat pada-Mu
Mengalir anggun air diwajah, dingin..menyejukkan
berbasuh raga dan hati,,
membersihkan segala prasangka, menyucikan jiwa yang kelabu
demi menghadap yang terKasih..
Semua mahlukmu,,,segalanya seakan bermunajat pada-Mu
semoga kuraih kekusyukan,,
layaknya rumput-rumput ilalang dan helai demi helai daun padi
yang tunduk patuh pada takdir-Mu.
seakan tidak ingin kalah dengan seorang insan
Bermunajat,,,berharap Rahmat dan Ridho-Mu
Semoga pagi Nanti kutemukan bahagia,.
memberi dan berbagi,,
sehingga kudapatkan arti 'Memiliki' yang hakiki ^_^..
Amin,,Ya Rabb
Langganan:
Postingan (Atom)