Kamis minggu ke-2 maret,.udara panas betah menaungi kota tempatku meraih masa depan. Seperti biasa menekuni aktifitas yg sama, mengerjakan tugas, menyelesaikan amanah organisasi dan yang paling penting amanah dari orang tua, menjadi orang yang lebih baik dan tentunya berguna bagi mereka dan semua orang.
Bunyi handphone membuyarkan konsentrasiku, ada telpon masuk,.alangkah bahagianya mamaku tercinta menghubungi. “hemm,,ada apakah gerangan?” gumamku dalam hati,.tanpa pikir lebih panjang kutekan tombol replay handphoneku. Tak berapa lama perbincanganpun terjadi, seperti biasa mama tak akan prnah lupa menanyakan kabar, sudah makan, lagi apa sekarang, bagaimana tugasnya,.dan lain-lain sederet pertanyaan yang sama setiap kali beliau telepon, tapi aku juga tak aakn pernah bosan karena itulah yang selalu kurindukan. Begitulah seorang ibu, sangat teliti, cerewet tapi itulah tanda kasih sayangnya, kasih yang tanpa batas, tiada akhir. I love you mom, I will need you always and forever.
Satu pertanyaan yang selalu terngiang, tak akan kulupa.
Mama : “udah punya pacar disana?”
Aku : “hehe,.ri’ ndak punya maa” senyum simpul dan tawa kecil mengiringi jawabanku
Mama : “mbak mu dah ada yang datang lamar, berarti giliranmupun bentar lagi,.”
Aku : “wah alhamdulillah, kalo ri’ mah belum kepikiran ma,.lagian ri’ ndak mau pacaran, lebih baik nikah ja langsung karena nikah lebih diridhai Allah ma, ri pengen bahagiain mama dan bapak dulu, hemm,,tapi kalo dengan menikah dulu merupakan suatu kebahagiaan bagi mama dan bapak, ya bolehlah hehe,.” Jawabku sambil tertawa manja.
Aku : “insyaalah maa, kalo ri terus memperbaiki diri, nanti pada waktu tepat Allah akan mengirimkan orang yang tepat yang Ia ridhai, jd tenang ja maa,.”
Mama : “ya, Amiin,.Alhamdulillah anak mama sudah tahu mana yang baik,.”
Mama ikut tertawa, tak tau apa maksudnya, apakah setuju atau tidak. Tapi tawa nya selalu membuatku tersenyum bahagia, rasanya nyaman dan damai jadi pengen tidur dipangkuannya, merasakan belaian lembut tangannya dikepalaku, membuat mata tidak tahan untuk tertutup.
Aku : “maa ri’ kangennn,..” rengekan manja ala anak bontot hehe,.
Mama : “yah mama juga, kita semua disini kangen sama ri’,,kalau mama mana baiknya sj sayang,.apapun yang kalian lakukan,.selama kalian yakini baik, kerjakan..mama dan bapak selalu mendukung”
Aku : “mama selalu ngertiin ri’, mkasih ma,.aku sayang mama”
Jawaban yang sangat kusuka, yah,.bapak dan mama selalu memberikan kepercayaan pada anak-anaknya, akan selalu kujaga kepercayaan kalian.
Akhir obrolan,,
Mama : “ya sdh jaga kesehatan, makan teratur,.kerjakan tugasnya dengan baik.,”
Aku : “ya mama juga y jangan terlalu capek, insyaallah,.do’akan,,salam hormat buat bapak, mkasih ma dah telpon ri’”
Mama : “ya sayang,insyaallah,.baik-baik disana,.Assalamu’alaikum”
Aku : “Wa’alaikumussalam warahmatullah,.”
Sebuah salam, dan berederet-deret pesan dan nasehat selalu menjadi akhir perbincangan yang membuatku selalu semangat dan sebeenarnya tak kuharapkan, aku ingin tak ingin obrolan itu berakhir. Tetapi itu harus, karena itu tak mungkin “hemm,..tidak sabar pengen pulanggg”rintihku dalam hati.
Meraih masa depan, cita-cita, memenuhi amanat orang tua memang tidak gampang. Butuh pengorbanan dan perjuangan, tentunya extra sabar menahan rindu berkumpul bersama keluarga tercinta.
For my mom and dad, thank you very much for your love, and all ^_^
Tak ada kata yang bisa mewakili atas segala cinta, pengorbanan dan perjuangan kalian untuk aku, mbak, dan abang-abangku tersayang.
I love u All because Allah, inspirasiku, hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berikan kritik dan sarannya,,^_^